"Ampun Liiis, Lis ! Cowok-cowokmu pada ke mana ? Nodong mlulu kerjaanmu !"
"Eh, cowokku cuma satu ya...!"
"Terus yang lain ?"
"Yang lainnya pemain cadangan...hahaha...!"
"Udah ah, mana Restu ?! Tolong panggilin !"
"Reees...! Restuuuu...! Ada yang nyariin nih..." suara Lista terdengar pelan, tanda kalau dijauhkan posisi gagang telepon dari mulutnya.
"Siapa mbak ?" suara Restu yang kini semakin khas samar-samar terdengar, sudah agak dekat gagang telepon.
"Nggak tau nih..., nggak jelas !"
Eh, sialan si Lista ! Gumamku dalam hati, dongkol. Padahal kalau sudah begini, bakal muncul ide-ide jahil balas dendam di otakku.
"Halooo..., dengan siapa ini ?!" suara Restu tegas bertanya, terpengaruh keterangan ngawurnya si Lista.
"Lista kurang ajar juga ternyata ya Res...?!" jawabku yang bukan jawaban tapi lebih pada mengumpat.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176