Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

"Tadi aku juga sudah bilang laris-manis, kupikir sudah jelaslah artinya", jawabku ber-retorika lagi dengan sama-sama mengulang kalimat.

Sejenak kami saling diam, aku sendiri sedang terus memutar otak, mencari kata demi kata yang pantas buat dirangkai jadi kalimat. Restu entahlah, aku tak bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya. Segera aku teringat tentang karakter perempuan yang cenderung lebih pandai menyimpan perasaan dengan memilih diam daripada bicara.

Dua kali aku pernah berpacaran sebelumnya, dan selalu dibuat pusing menghadapi sikap diamnya perempuan. Kini sudah 4 tahun aku tanpa kekasih, semua kenangan masa laluku mendadak kembali bermunculan. Mungkin dalam rangka membongkar lagi referensi-referensi kalimat yang sekiranya pantas diobrolin sepasang kekasih. Astaga! Saraf sadarku terstimulasi, menuntunku untuk kembali bersikap normal. Aku dan Restu belumlah sepasang kekasih, baru sebatas saling mengagumi.

"Mbak Ica cerita apa tadi?", tanya Restu membuatku terkejut untuk yang ketiga kalinya. Terkejut sebab kalimat tanya itu pula yang hendak kulontarkan, tapi rupanya Restu lebih cepat.

"Ah, tidak banyak. Ica cuma bilang kalau kalian kawan sekamar." jawabku. Pandanganku mendadak mengarah pada baju yang sedang dipakai restu. Atasannya kemeja lengan panjang motif bunga-bunga yang digulung bagian lengannya sampai ke siku, sedang bawahnya celana panjang berbahan jeans warna biru pudar, tanda sudah berulangkali dicuci. Busana semacam itu umum dipakai mahasiswi untuk ke kampus di waktu itu.

Sadarlah aku kalau restu baru pulang dari kampus, belum sempat mandi dan ganti baju. Gerak salah tingkahnya saat kupandangi baju dan celananya tambah menguatkan kesimpulanku. Aku tersenyum melihatnya dan mulai optimis menguasai suasana dan pembicaraan. Gadis anggun macam Restu, semalam ini kok belum mandi pasti merasa gak percaya diri.

"Aku tadi juga pulang kesorean tak seperti biasa. Hari ini aku meski mengumpulkan laporan, jadi ngebut tadi mengejar deadline dan ngejar-ngejar asdos (asisten dosen). Kamu baru pulang praktikum ya? Tadi si Ica cerita", kataku mencoba menghiburnya dengan sebuah kalimat pemakluman.

Restu mengangguk dan menunduk malu, percaya dirinya sedang di ambang kritis. Akupun semakin menguasai suasana.

Gayung Bersambut

"Kamu mau mandi dulu?" tanyaku.

Tanpa kusangka, diangkat wajahnya dan ditatapnya tajam mataku dengan matanya yang lebar itu. Aku bertanya-tanya dalam hati. Lhah kok malah melotot?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun