"Eh, enggaaaak..., bukan itu. Aku kan udah tau kamu gak suka ramalan."
"Ya udah, apa ?" tanyaku melembut.
"Kamu percaya takdir kan ?"
"Iya, percaya, sekalipun gak bisa dijadiin alasan untuk membahas hasil penelitian".
"Seandainya..., takdirmu berjodoh dengan orang yang kamu benci gimana Mas ?"
"Widiiih..., dalem amat pertanyaannya non...!"
"Ya kan kita udah dewasa ? Sudah menikah mungkin kalau saja nggak kuliah. Wajar kan ?"
"Iya, kamu udah cerita juga kalau beberapa temen masa kecilmu udah menikah".
Restu mengangguk-angguk dan menatapku dengan senyumannya. Dia tampaknya mencoba perhatikan perubahan gestur wajahku atas pertanyaannya dan menunggu jawabanku.
"Ntar Res..., kamu lagi dijodohin nih ceritanya ? Atau ada yang melamar lewat ortu gitu ?"
"Haha...! Enggaklah..., mana berani Bapakku Mas..."
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176