Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

"Ntar dulu dong, tadi aku belum selesai ngomong udah kamu putus..."

"Iya, iya. Monggo (silakan) den bagus (tuan muda)...", kata restu gantian becanda.

"Mungkin selama kita intens ketemuan, banyak kawan yang merasa terabaikan. Kawan yang biasa kita perhatikan jadi kurang perhatian. Jadi seminggu itu kita pakai buat semacam penebusan atas kesalahan kita terhadap kawan-kawan yang selama ini terabaikan. Menurutku kalau tujuannya begitu lebih masuk akal".

"Bener juga sih buat kamu mas ya... Kawan-kawan dekatmu yang kukenal selama ini bener-bener baik deh, setia kawannya tinggi. Kalau kawan-kawanku sih kebanyakan cuek-cuek orangnya. Nggak banyak yang setia kawan."

"Ya mungkin iklim pergaulan di kampus kita beda, budayanya beda".

"Jadi gimana ? Setujukah ?"

"Okelah. Mau dimulai kapan ?"

"Kalau dimulai besok, keberatan nggak ?"

Tak segera kujawab, malah asyik kuperhatikan lingkaran hitam di kedua bola matanya. Beberapa hari yang lalu kubaca serial cerita detektif yang cukup populer di kalangan pelanggan persewaan buku di sekitar kampus. Di dalamnya aku tertarik tentang uji kejujuran dengan indikator pupil di kedua bola mata. Sang detektif diceritakan selalu mengamati dengan teliti lawan bicaranya, terutama saat sedang melakukan investigasi. Fokus pengamatan sang detektif saat menginvestigasi seseorang adalah pupil di kedua bola mata lawan bicara.

Terus terang saja memang aku masih menyimpan kecurigaan pada ide Restu, maka iseng aku mempraktekkan kebiasaan sang detektif itu siang ini. Sekalian menjawab rasa penasaran atas cerita sang detektif, apa sekedar imaginasi penulisnya atau memang sebuah fakta ilmiah.

Mantera Pemikat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun