Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

Bahasa kode khas Pe-A kita hanya digunakan saat berkomunikasi pakai walkie-talkie, tujuannya bisa hanya untuk iseng saja tapi juga bisa memang komunikasi rahasia agar tak dimengerti oleh komunitas lain. Dengan bahasa khas ini, Pe-A kita jadi cepat dikenal oleh Pe-A lain saat bertemu di even-even antar Pe-A, sehingga mudah mendapat perhatian dan cepat dapat kawan baru.

"Mas, giliranmu...", kata Ayat menoleh padaku. Aku mengangguk, lalu maju lagi ke posisi semula.

"Oke silahkan duduk. Ambil posisi paling rileks !" suruhku ke peserta. Aku ikut duduk bersila di depan mereka, sedang Ayat masih tetap berdiri.

"Haus nggak ?" tanyaku.

"Iya kaaak !" jawab para peserta kompak.

"Ada banyak air di belakang kalian, botol minumnya silahkan dipakai buat ngambil", lanjutku. Taksatupun dari mereka merespon, dan memang sudah sewajarnya karena kini sungai yang mengalir di dasar ngarai itu sudah banyak polutannya. Beberapa popok bayi bekas nampak tersangkut di bebatuan dan perakaran pohon tepi sungai.

"Kita sudah survei sungai ini dari hulu, kalian masih ragu ?" tanyaku menggoda. Mereka takmenjawab, kebingungan dan ragu-ragu. Pemandangan yang sudah biasa tiap diksar jilid II di Pos materi Survival seperti yang menjadi bagianku saat ini.

"Oke, kukira sudah cukup istirahatnya. Ada mata air di tebing atas situ, kalian ambil dan lanjut ke pos berikutnya", kataku sambil menunjuk tebing ngarai yang agak curam di sisi sungai. Semua peserta menoleh.

"Tali repling sudah dipersiapkan, kalian tinggal pakai buat sampai ke puncak bukit. Itu kelihatan kan aliran airnya ? Nah, sambil memanjat ke atas nanti, sempatkan untuk ambil air dan tampung di botol yang kalian bawa !" perintahku. Semua peserta diksar masih menoleh ke arah tebing.

"Bisa dimengerti ?" tanyaku.

"Belum kak !" jawab mereka kompak dan kembali menatapku. Aku berdiri lalu mengajak mereka juga berdiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun