Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

"Sudah hilang capeknya?" tanya Restu selang beberapa saat. Astaga ! Aku sampai lupa...Jeritku dalam hati. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

"Eh, iya iya ma'af... Itu nggak dihabisin dulu tehnya ?" tanyaku tergopoh-gopoh.

Dia mengangguk, lalu diteguknya teh hangat yang sudah taklagi hangat itu tapi hanya sampai setengahnya saja. Aku bergegas menghampiri ibu yang punya warung yang duduk di belakang etalase hidangan, lalu membayar dua gelas teh tadi. Tambah beli 1 bungkus rokok buat temen ngobrol nanti sama Yuna dan Ano.

Lanjut berjalan kami menuju kampus Restu. Dari warung di ujung gang tadi, hanya perlu melewati satu belokan lagi sudah nyampe. Masalahnya setelah belokan jalannya nanjak, lumayan untuk bikin nafas krenggosan. Tapi takmungkin terasa berat karena kami berdua sedang saling cocok, senang berbagi cerita sambil mencari tau apa kesamaan dan perbedaan di antara kita.

Malam temaram berhias jajaran lampu jalan yang tak begitu terang. Lalu lalang kendaraan menuju arah kampus atau sebaliknya sudah semakin jarang. Beruntunglah kami karena sang bulan sedang bulat-bulatnya, mengobral gratis cahayanya bagi siapapun pengguna malam dan membentuk bayang-bayang.

Win-win Solution

Turun dari bis kota di pertigaan lampu merah patung kuda, lanjut kulangkahkan kaki menyusuri trotoar hingga gapura gang III. Dari situ cukup berjalan sedikit lagi, maka sampailah aku di kost lama. Rumah yang dihuni hanya 4 orang anak kost, jadi satu dengan pemiliknya. Sengaja aku mampir sepulang dari rumah tadi.

Sepi tak terlihat ada orang selain anaknya bapak kost, sedang bersantai baca buku di teras rumah. Mendengar pintu pagar kubuka, diletakkan sejenak bukunya di pangkuan dan dipandangnya diriku. Setelah tau bahwa aku yang membukanya, kembali dengan cueknya dibaca lagi buku kembali.

"Kok tumben sepi Lan ? Pada pergi kemana ?" tanyaku pada Wulan, anaknya bapak kost.

"Pada diajakin pergi mancing mas sama bapak", jawab Wulan sekenanya sambil tetap membaca buku.

"Kamu sendirian ?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun