Kami saling terdiam lagi, masing-masing menunggu, memberi kesempatan lawan bicara untuk melanjutkan kalimatnya lebih dulu. Adegan seperti ini juga biasa terjadi, hingga mirip seperti dejavu.
"Udah kamu duluan Res...!" kataku mempersilahkan.
"Nggak, kamu aja yang duluan...! jawabnya seperti yang sudah-sudah.
"Udah berapa rupiah tuh angka di indikator teleponnya ?" lanjutku akhirnya.
"A...ah, nggak usah dipikirin sih !"
"Widiiih, lagi banyak duit nih..."
"Lagi banyak duit kok nggak punya pulsa...! Nggak lah Mas..."
"Jangan boros lho !" kataku menasehati, menirukan caranya biasa mengingatkanku.
"Hahaha...! Nggak, udah aku jatah kok, masih ada waktu. Gayamu sok hemat Mas...!"
"Apa tadi ? Kamu mau cerita apa ?"
"Nggak mau ditelepon ah, kalau ketemuan langsung ajah...!"
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176