"Mencurigakan !"
"Yee..., balik lagi ke situ deh...! Yo wis (ya sudah), monggo (silakan) ndoro putri (tuan putri) melanjutkan penjelasan..."
"Hahaha...., sama aja ngerayu !" seru restu sambil tertawa lepas. Berkali-kali pundakku dipukulinya sampai lumayan terasa.
"Udah dong..., ayo serius lagi kita !" katanya kemudian.
"E..., apa ya...? Indikatornya....mmm..., jangan disamakan dengan uji hipotesis deh...!" lanjutnya.
"Yah..., plin-plan !"
"Iya iya, aku ralat ! Maksudku dibikin asyik aja, jangan terlalu serius...!"
"Tuh, plin-plan lagi ! Tadi becanda di stop, ngajakin serius. Sekarang, jangan dibikin serius..., gimana sih ? Kamu sehat Res...?" kataku sambil menempelkan telapak tanganku di jidatnya, becanda.
"Ih !" teriaknya sambil menebas lenganku.
"Maksudku ide yang kuusulkan itu lho...! lanjutnya dengan nada meninggi.
"Iya, iya... Monggo, ndoro putri..."
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176