Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

Sejurus kemudian sudah taktampak lagi mereka berdua. Aku barulah tersadar, kalau Restu tadi takmenjawab waktu kutawari pilihan antara lanjut atau pulang. Dia juga takmenyebut mau pulang dalam pamitnya tadi. Jangan-jangan, Irin membawanya ke Camp perkemahan ? Pikirku. Waduh, celaka nih kalau Restu nanti dikerubutin sama para Elang Jambul...

"Ayo cepet...cepet...cepet...!!!!" teriakku ke arah peserta yang masih tersisa 2 menunggu giliran. Kawannya yang masih bergelantungan hampir sampai di puncak bukit. Senior panitia tersisa hanya tinggal Omang sendiri, yang lain sudah kelihatan santai-santai di atas.

Matahari semakin memerah, pamali buat dipandang kalau kata orang tua. Bisa menyebabkan mata sakit alasannya. Tapi bagi anak Pe-A, momen tenggelamnya matahari justru pemandangan yang indah. Dengan memakai kacamata hitam, mereka yang sudah bersantai di atas tampak menikmati Sunset dengan khidmad.

 

Manuver Terkendali

"Res, aku....".

"Kayaknya kamu sebaiknya minum dulu deh Ik. Ntar ya, aku ambilin...", potong Restu sebelum kalimat tuntas kuucapkan.

Restu bergegas naik ke lantai dua tanpa banyak berbasa-basi. Sejurus kemudian kembali dengan sebotol air putih kemasan ukuran 1,5 liter di tangan kanannya dan satu gelas kosong di tangan kirinya. Diletakkannya sebotol air dan gelas itu di sampingku, lalu dia ikut duduk pula di sampingnya. Baru kali ini kami duduk sebangku berdampingan di ruang tamu kostnya, biasanya selalu terpisah dan saling serong berhadapan.

"Minum dulu gih ! Mau dituangin ?" suruh dan tanya Restu beruntun sambil menatapku.

Aku terdiam, tak ada gairah malam itu. Kekecewaan masih menyelimuti hatiku, bercampur aduk dengan penyesalan. Ya, rencanaku menghabiskan seperempat malam di acara diksar Pe-A gagal total. Kedatangan para Elang Jambul membuatku takbisa memprioritaskan Restu, sedang habitat liar kami bukanlah habitatnya.

Restu segera mengambil botol, membuka tutupnya dan menuangkan di gelas lalu menyodorkan padaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun