Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

Tanpa terasa jam di dinding sudah menunjukkan jam 9 malam. Jam berkunjung di kost Restu dibatasi hanya sampai jam 1/2 10 malam. Pak kostnya sudah terlihat melintasi jalan gang di depan kami, tanda peringatan lampu kuning bagi siapapun yang menjadi tamu anak-anak kostnya. Restu yang melihat makanya mulai menurunkan nada bicaranya.

Aku mencoba memilah lagi kalimat untuk menutup pembicaraan kami. Agar tidak terkesan buru-buru tapi juga jangan sampai diusir pak kostnya Restu. Jeda waktu yang tinggal 1/2 jam itu harus aku manfaatkan dengan baik. Rupanya terhadap Restu, aku mulai tertarik. Seru juga diajak ngobrol.

"Res, aku sebetulnya belum sedikitpun mencicipi rotimu tadi. Ma'af ya...", kataku membuka lagi pembicaraan.

"Lho, kenapa?!" katanya sewot, tapi sudah kuantisipasi sedari tadi.

"Kayak nggak tau kost cowok aja kamu... Ya nggak kebagianlah, biasa...", jawabku menimpakan kesalahan pada kawan-kawan kost.

Restu tertawa kecil lagi tapi kali ini dengan raut wajah yang tampak sedikit kecewa.

"Sudahlah, hitung saja jadi amal kamu. Yang penting kita sudah berkenalan malam ini. Itu kan yang kamu mau?"

Restu menunduk, entah malu atau sudah menduga kalau aku mau mengakhiri obrolan. Dan dia enggan.

"Kamu tadi sengaja nungguin aku ngambil motor Res...?" pancing tanyaku

"Nggak lah, aku cuman masih males naik ke atas tadi. Emang aku tukang parkir...", jawabnya ngeles tanpa bisa sembunyikan malu.

"Aku memang sering lupa kalau bawa motor. Beberapa kali bahkan motorku kutinggal di kampus taktinggal pulang kost jalan kaki."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun