Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

"Woi ! Ngelamun wae kon (ngelamun aja kamu) !" seru Yuna sambil mendekatiku, menghentikan pengembaraan pikiranku.

Aku tertawa melihatnya, cuma pake celana pendek kolor bermotif bunga-bunga setinggi paha, tanpa baju. Tangan dan kakinya masih tampak lembab. Ada sedikit busa sabun cuci yang masih nempel di rambut tanpa disadarinya. Tanpa mempedulikan ketawaku, langsung diambilnya segelas kopiku di meja dan ikut nyeruput begitu saja tanpa bisa kucegah. Kemudian ikut ambil duduk di kursi ruang tamu yang posisinya berhadapan denganku.

Setelah kopi yang diambil, ganti sekarang sebungkus rokok dikeluarkan tiga batang isinya. Dua di selipkan di telinga kiri dan kanan, satu diselipkan di bibir dan dinyalakan. Bagaimana ketawaku gak makin menjadi-jadi ? Tinggal kasih coretan pensil hitam tepat di bawah hidungnya lalu disampirin serbet di bahunya, sudah menjelma sempurna dia jadi pelawak Srimulat ! Dan sempurna pula proses pengendoran syaraf tegangku pagi ini selain di bagian perut. Kaku perutku menahan tawa terpingkal-pingkal.

"Tumben-tumbenan kon isuk-isuk wis mrene (kok tumben kamu pagi-pagi udah kemari) ?" tanya Yuna padaku setelah agak mereda tawa.

"Lha iki (ini), ndelok (nonton) Srimulat...hahaha...", jawabku sambil kembali tertawa.

"Kon iki pencen (kamu ini emang), mrene mung pas stress thok (ke sini saban stress doang) !" jawabnya sewot.

Melihat muka Yuna yang sewot, kuhabiskan sisa tawa sambil menepuk-nepuk perutku yang kaku. Ini harus segera dihentikan, pikirku, kalau tidak malah bisa jadi sakit perut.

"Aku habis nganterin Restu tadi ke gedung transit, terus mau pulang kost kok males, jadinya mampir ke sini aja cari suasana lain".

"Lha iya, lagi stress kan kamu ? Piye (Gimana) ? Ada apa dengan pacarmu ?"

"Nggak ada apa-apa brother, rukun-rukun wae (aja), gak pernah berantem kok kita".

"Ah, kamu Ik...! Pacaran kok gak ada berantemnya ? Gak seru !"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun