Kuncoro segera menghadap ke cermin pintu almarinya, mengecek kata-kataku. Sontak ikut tertawa dia terpingkal-pingkal. Dibuka kaosnya, tampak perbedaan warna kulit yang menyolok antara dada sampai perut dengan leher dan lengan alias belang. Makin terbahak-bahak kami melihatnya, mengundang tanya Wahid, Hari dan Totok hingga berbondong ikutan masuk ke kamar. Bertiga lantas ikutan buka baju dan gantian bercermin. Jadilah kamar kost Kuncoro heboh dengan tawa geli kita bersama.
"Jadi begitu ceritanya ? Nantilah aku cek ke sana deh. Ada kok kawan yang ngekost juga di situ", kata Kuncoro sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Baru selesai mandi dia.
Sebelum dia mandi, kita sempat ngobrol sebentar. Aku cerita tentang mahasiswa yang ngekost di sekitar sini, tepatnya di gang III.
Mahasiswa Teknik Industri, cowok yang sering ngapelin Restu. Bukan karena merasa tersaingi, aku hanya khawatir kalau-kalau punya niat yang kurang baik. Pasalnya, informasi yang kudengar dari beberapa sumber, cowok ini asalnya satu daerah dengan Restu, satu angkatan tapi beda sekolahan. Dan kabarnya lagi, dia kawan dekatnya mantan Restu, sedang Restu sendiri belum tahu tentang itu.
Jadi selain Ano dan Yuna, Kuncoro adalah kawan lain yang kujadikan spionase. Ketiganya adalah mahasiswa yang tidak aktif di kegiatan kampus, tapi sangat giat di luar kampus. Kenalannya banyak, antar jurusan dan antar fakultas, bahkan mungkin antar universitas. Beda denganku yang agak introvert, mereka bertiga adalah orang yang sangat supel. Mudah sekali mendapat kawan baru dengan perbendaharaan cerita pengalaman yang mereka miliki.
Aku harus pasang spionase karena Restu itu bak bunga yang mekar lagi setelah layu. Atau mungkin sebelumnya belum mekar betulan, dan begitu benar-benar mekar, bau yang ditebarkannya begitu kuat hingga tercium di radius yang luas. Aku merasa harus mempersiapkan sistem pengamanan yang ekstra ketat. Jaringan kawan telah terbukti sebagai sistem pengamanan terbaik dan terefisien dalam pengalaman drama percintaan sebelumnya.
"Lha kamu gimana Ik sama si Restu? Pacaran apa cuman TTM an aja ?" tanya Kuncoro. TTM adalah singkatan dari Teman Tapi Mesra.
TTM sudah familier sebagai istilah di kalangan anak muda waktu itu, jauh sebelum dibikin lagu sama Maya Ahmad.
"Aku belum merasa siap buat pacaran Kun. Yang penting dia udah jelas-jelas suka kan ?"
"Pacaran aja kamu pikir pusing-pusing Ik, kalau menikah tuh baru pusing..."
"Iya juga sih... Masalahnya aku harus memperhitungkan pengeluaran Kun, pacaran itu pasti bakal nambah-nambahin. Ini tadi aja di rumah kenyang aku sama wejangan (nasehat) bapak".
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176