Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

"Oke Nok, yuk !" kataku sambil menyodorkan hape kembali padanya.

"Ya kunci motor kasih dulu ke Yuna dong Ik, orangnya lagi di lab mbantuin si Ani tuh... ! Aku takmberesin urusan nih ma kawan-kawan bentar, taktunggu di parkiran depan", jawab Tisna kali ini sambil pegang kunci mobil. Hapenya sudah dia masukkan lagi ke tas yang lebih mirip tasnya emak-emak kalau lagi pada belanja ke mall.

Aku tak menjawab, segera berbalik arah menuju pintu keluar ruang dan cepat-cepat melangkah menuju Laboratorium Histologi, dimana Yuna lagi mbantuin Ani. Yang kutahu sih dua minggu lalu Ani bawa sekardus mencit putih, katanya buat uji hipotesa, entah tentang apa aku tak tau dan tak mau tau. Kali ini mungkin mereka lagi pada mbedah tuh mencit. Kasian emang hewan mungil itu, cuma dibeli buat dibunuh, dibedah lalu bangkenya dikasih makan ke ikan lele piaraan Pak Nano Laboran.

"Kamu butuh motor Yun ? Nih bawa aja punyaku !" kataku sesampai di lab dan menjumpai Yuna.

Aku setengah berteriak, terhenti termangu di depan pintu lab gegara Ani kasih isyarat verboddendengan kedua tangannya begitu melihatku mau masuk. Kulempar kunci motorku segera ke arah Yuna setelah dia mengiyakan pertanyaanku. Yuna terima lemparan kunci motorku dengan sigap.

"Lho kamu belum berangkat Ik ? Nggak telat ?" tanya Ani.

"Aku nebeng si Tinok, tanggung jawab dia, kebanyakan mbacot tadi di forum makan banyak waktu !" seruku sambil melambaikan tangan dan lekas ngeloyor pergi.

"Rasain kamu !", seru Ani dari balik dinding lab sembari tertawa bersama Yuna.

Tak kugubris tawa mereka, setengah berlari kulanjutkan langkahku kembali ke gedung dekanat. Jarak dari gedung laboratorium ke gedung dekanat lumayan jauh sedang waktu jedaku semakin sempit.

Tisna menunggu di dalam mobilnya yang terparkir di depan gedung, model SUV warna merah dengan sticker kaca depan bertuliskan THINKING FAST BUT KEEP CALM. Kubuka pintu depan sebelah kiri lalu ambil duduk di sebelahnya, nafasku terengah-engah. Tisna memperhatikanku sambil tertawa sebelum mulai memutar kunci menghidupkan mesin. Sejurus kamudian kami meluncur menyusuri jalan kampus. Tisna dengan lihainya kendalikan stir mobil, tancap gas dan ambil rute tercepat untuk sampai jalan raya.

Tak sampai 10 menit, kami telah berada di pintu tol. Senyum manis pegawai tol menyambut uluran uang dari Tisna. Segera ditutupnya kaca pintu mobil setelah uangnya diterima, kembali pegang stir dan tancap gas begitu palang pintu tol terbuka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun