Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

Ano nurut dengan terpaksa, bangkit dia dari duduknya lalu membuang bungkus itu ke kardus besar di ujung teras, sambil membungkuk mengulur badan dan lengannya biar nyampai.

Sabtu siang ini Restu dan Dina main ke kost, mengajak serta Eni yang sudah tak terlalu nampak culun. Ano bersama beberapa kawan kost nampak menemani mereka di sudut teras sisi selatan. Tampaknya pula mereka dapat tema ngobrol yang asyik kalau lihat tampang-tampangnya. Atau mungkin lagi sama-sama melepas penat masing-masing dari kegiatan akademisnya. Begitulah adegan di sudut teras kostku sekarang, tayangnya bisa seminggu sekali.

Setelah 5 bulan pacaran jalan, kini Restu sudah mulai akrab dengan semua kawan penghuni kostku. Kadang Restu sendiri yang berinisiatif main, kadang karena ada kawan kost yang mengundangnya main saat ketemu di jalan. Tak cuma akrab sama penghuni kost, Restu kini seolah kayak jadi Ratu penguasa sudut teras kost sisi selatan.

Diawali dari kebiasaannya yang tak bisa tenang melihat lingkungan yang kotor dan berantakan. Setelah bersepakat untuk tidak lagi membersihkan kamarku, sudut teraslah kemudian yang jadi sasaran kebiasaannya. Tentu saja kawan-kawan jadi senang, sebab bisa agak meredam suara marah-marah Ibu kost kala melakukan sidak (inspeksi mendadak).

Aku sendiri baru pulang dari lab, mbantuin Pak Surya menyiapkan peralatan praktikum buat besok pagi ke luar kota. Kumasukkan motor ke parkiran dulu sebelum ikut bergabung bersama mereka, bersama berbagi cerita, canda dan tawa. Betapa cara melepas penat kami dulu itu sungguh minim biaya, jika dibanding generasi sekarang yang meski keluar duit buat beli kuota.

Tisna si Gembala Sapi (Sekilas Sponsor)

Namanya Tisna Arvian, biasa kami memanggilnya Tisna atau 'Ntis. Dia adalah kawan cewek seangkatan - sejurusan paling tajir yang friendly dan solider. Maka jangan heran kalau angkatan kami paling sering touring ke luar kota, soalnya 'Ntis tak akan segan-segan nombokin iuran kawan-kawan kalau hasilnya yang didapet pas-pas an. Lebih-lebih bagi kami yang pecinta Pe-A, penahkluk puncak gunung, 'Ntis ini ibarat Dewi utama dalam kuil pemujaan kaum pagan dengan sesaji khusus. Berapapun kekurangan biaya yang tertera pada proposal, dia siap nambelin, dengan catatan, semua hasil dokumentasi orisinal harus diserahkan ke dia. Jadi 'Ntis ini hobiis fotografi, hasil jepretan yang bagus akan menjadi koleksi pribadinya atau dijualnya, entah ke mana kami tak tau dan tak pernah tanya.

Akhirnya setelah hanya setengah jam waktu jeda kupunya, berakhirlah audiensi jajak pendapat ini. Begitu moderator menutup acara, aku segera bangkit dan menyalami kawan-kawan pengurus HM dan kawan Panitia Suksesi, sekalian berpamitan. Termasuk juga kepada Tisna and the gank, pengacau jadwalku siang ini.

"Kamu mau ngejar setoran ya Ik? Kayak sopir angkot aja !" sindir Tisna usai kusalami dengan tergesa-gesa.

"Yah...mo gimana lagi Nok ? Sebuah konsekuensi...", jawabku. Cuman aku yang manggil dia Tinok, kuciptakan sendiri panggilan khusus buatnya.

"Kamu gitu ya udah tajir...", imbuhku nyinyir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun