Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

Dicubitnya lenganku pelan, mungkin karena gemes. Lalu diraihnya telapak tangan kananku, digenggamnya dengan tangan kirinya. Ditempelkan lengan atas sisi kirinya ke sisi kanan tubuhku, diletakkan kepalanya bersandar di bahu kananku. Begini ini nih yang makin nambah kondisiku dimabuk asmara, gumamku dalam hati. Seperti bumbu yang makin menambah lezatnya masakan, atau racikan saos penyedap tembakau rokok.

"Kosong mas ?" tanya suara di depan pintu, membuatku kaget setengah mati, demikian pula Restu. Seorang pelanggan ke 12 masuk begitu cepat, emak-emak kisaran 30 tahunan, tergesa-gesa untuk segera pakai telepon, mungkin penting sekali urusannya.

"E...eh, iya bu.... Silahkan !" jawabku sambil tersenyum malu dan garuk-garuk kepala.

Restu juga tampak tersipu malu, sontak diangkat lagi kepalanya yang beberapa saat tadi disandarkan di bahuku, dilepaskan genggaman tangannya dan dibetulkan lagi cara duduknya jadi lebih sopan. Emak-emak muda yang baru masuk itupun tersenyum geli melihat tingkah kami, sambil bergegas menuju KBU nomer 4. Layar monitor komputer di depan kamipun tak berapa lama menunjukkan angka nomer telepon yang dituju si pelanggan dan timer pencatat waktu yang mulai berjalan.

Quote:

Pembaca millenial tertawa ngekek kali ya membaca cerita ini. Ya beginilah gaya kami dulu, generasi yang terdidik ketat dengan ajaran jawa dari para tetua. Bermesraan seperti itu di tempat umum, kalau ada yang ngeliat bikin kami malu. Yang seperti itu sudah termasuk tabu dalam doktrin ajaran yang dijejalkan di kepala kami sejak kecil. Kecuali mungkin di taman-taman yang memang menyediakan bangku-bangku buat yang sedang pacaran.


"Eh, mas... Setuju nggak kalau kita mencoba sesuatu ?" tanya Restu.

"Apa tuh ?" jawab tanyaku, penasaran dengan kalimat yang tiba-tiba diucapkan Restu.

"Gimana kalau kita gak ketemuan seminggu ?"

Aku memandangnya dengan ekspresi heran. Ide macam apa apalagi nih ? Pikirku. Aneh-aneh aja memang ide Restu sepanjang satu semester ini kami berpacaran, ada yang kusepakati dan ada yang tidak.

"Nggak ketemuan langsung, nggak saling nelpon dan nggak saling sms-an. Gimana ?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun