Mohon tunggu...
Dessy Try Bawono Aji
Dessy Try Bawono Aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Pemula

Pepatah bilang : life begin at forty, maka boleh dibilang saya ini sedang menjemput hidup. Dan karena masih lajang, bolehlah sekalian menjemput jodoh. Sebagai seorang lelaki berperawakan sedang dengan kulit sawo matang khas ras nusantara yang sedang gemar menulis, tentulah pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar. Sebagaimana nenek moyangku yang seorang pelaut, kan kuarungi pula luasnya samudera. Samudera ilmu, samudera kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Tak Bisa Disalahkan

16 Juni 2019   01:46 Diperbarui: 19 Februari 2020   03:17 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:https://paragram.id/berita/kata-kata-cinta-segitiga-ini-pasti-pas-buat-kamu-deh-4910)

"Berapa banyak Ik?" tanya Yuna setengah teriak sambil menoleh ke arahku. Dia berdiri di depan kios penjual kue bandung, sedang aku duduk di atas motor agak jauh di belakangnya. Dia sendiri yang mengajukan diri memesan kue bandung, kuberikan selembar uang 20 ribuan.

Pembaca millenial jangan heran, duit waktu itu belum terlalu jatuh nilainya kayak sekarang. Makan bergizi standard minimal a-la anak kost berupa nasi dengan lauk sayur plus telur saja cuma 2.000 rupiah. Sama teh manis hangat tinggal nambah 500 rupiah. Nah, menu spesial kue bandung waktu itu hanya dijual 6.000 rupiah satu porsinya.

"Tiga porsi!" jawabku setengah berteriak pula. "Spesial coklat-keju!"

Lalu-lalang kendaraan dengan kepulan asapnya makin menambah dekil kami berdua. Bayangkan saja, jam segini (18.10 wib) kita baru pulang dari kampus sedari pagi. Debu yang menempel di tubuh bertambah akibat perjalanan naik motor 15 menit menerobos kemacetan untuk sampai kios kue bandung. Dan sekarang, asap-asap knalpot itu mengirimkan molekul karbondioksida ke seluruh badan, bak bedak make up artis sebelum disorot lampu kamera. Lengkaplah wajah kami ini memancarkan aura yang teramat kusut.

Jadwal rapat HMJ pun spontan kucancel tadi, aku terhipnotis ucapan Ica di kantin yang bikin syahwat berorganisasiku luntur seketika, berganti dengan naluri detektif menguak misteri. Irin sebetulnya protes keras atas pamitku tadi, gak asyik dia kalau mbahas rencana acara tanpaku. Irin adalah mahasiswi 2 tingkat di bawahku yang sudah menganggapku seperti kakak kandungnya sendiri. Perlu waktu agak lama tadi buat menenangkan Irin agar gak ikutan bolos rapat malam ini.

Kulihat Yuna masih menunggu si abang tukang kue bandung memanggang adonan, tampaknya tinggal satu porsi lagi untuk menggenapi pesanan. Aku sudah taksabar rasanya, kakiku bergerak-gerak sendiri menghentak berirama. Ucapan Ica di kantin tadi seolah lagu yang diputar dalam mode auto reply, terus mengiang menembus bawah sadar. Seandainya kupakai tidur, pasti bakalan ngigau. Takmau aku jika itu menjadi ilusi, semua meski jelas malam ini.

"Yuk tarik bro !" kata Yuna menghampiriku lanjut naik membonceng di jok belakang motor. Kutoleh bungkusan yang dia bawa untuk memastikan jumlah yang dipesan telah sesuai kemauanku. Genap ada 3 kardus kecil di dalam bungkusan yang ditentengnya, artinya 3 porsi kue bandung spesial coklat-keju terbungkus sudah. Dua untuk Ica, satu untuk calon kekasihku Restu.

Meluncur kami berdua menuju kost Ica dan Restu, kutarik kencang gas motor mempercepat laju. Yuna terus pegangi pundakku sesekali memijit kuat-kuat, khawatir aku terbawa nafsu sehingga kurang waspada. Mungkin juga sambil senyum-senyum di belakang lihat kelakuanku yang sedang dibakar api asmara ini. Seperti api unggunnya anak Pramuka yang makin malam makin menyala-nyala.

Sesampainya, kuparkir motor di depan kost, tanpa mampir dulu ke kost ku sendiri. Sudah ada planning sebelumnya yang kurancang dengan Yuna. Dia akan menemaniku sebentar sampai berkenalan juga dengan Restu, lalu pamit duluan dan bawa motorku sama Ano ke game center.

Yuna dan Ano sudah kukenalkan sejak semester awal, langsung akrab mereka karena sama-sama berdarah Sumatra. Ano dari Palembang, sedang Yuna kedua orang tuanya asli Padang tapi tinggal di Cilacap. Berdua kalau sudah beradu main Counter Strike, se-ruangan game center akan segera heboh dengan teriakan-teriakan tabu. Para gamers pelanggan yang lain sangat hapal mereka berdua. Bahkan rencananya mau dijadikan ikon sama pemilik game center.

Pintu kost Ica sudah terbuka 2 segmen, tapi tak tampak ada orang. Kupencet bel 2 kali beruntun pendek, ulang lagi, lalu 1 kali agak panjang. Itu adalah kode khusus buat tamu yang cari Ica di malam hari, menghindari berteriak supaya tidak gaduh. Di gang kompleks tempat kost kami ada aturan jam tenang sebagai bentuk perhatian warga terhadap kenyamanan kegiatan belajar mahasiswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun