Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu Ribo menunggu di sebuah guest house di Khao San Road, Bangkok, Thailand. Khao San Road adalah sebuah tempat sangat popular bagi backpacker dunia di mana setiap malam mereka memenuhi jalan untuk menghabiskan waktu untuk makan, minum, belanja, pijat, atau aktivitas wisata lainnya.

Di lobby sebuah guest house yang terjangkau,  Ribo hendak dijemput sebuah biro travel untuk melakukan wisata ke daerah Ratchaburi dan Kanchanaburi. Barang yang dibawa sudah dikemas dan segala urusan pembayaran sudah dilunasi. Sambil menunggu jemputan, Ribo berkenalan dengan seorang perempuan muda dari China, yang juga seorang backpacker. 

Sambutan hangat diberikan perempuan itu dan mereka berbincang soal perjalanan masing-masing dan tempat wisata di Thailand. Selang setengah jam, tiba-tiba ada seorang berwajah Indochina masuk ke dalam lobby hotel dengan membawa sebuah catatan nama peserta wisata bareng lewat biro travel.

Entah karena tidak tahu orang dicari itu laki-laki atau perempuan, sang penjemput tadi mengira cewek dari China itulah yang akan ikut dalam rombongan. Setelah Ribo menjelaskan dirinyalah yang ada dalam catatan yang dibawa itu, akhirnya sang penjemput tadi paham dan mengajak Ribo ke tempat mobil yang di parkir, di mana dengan mobil itulah yang akan membawa ke tempat tujuan.

Di Khao San Road, sudah ada mobil sejenis van yang tersedia. Ribo menghampiri mobil itu. Dirinya berpikir van akan segera berangkat namun rupanya penjemput tadi masih masuk ke dalam guest house lain untuk memanggil peserta wisata lainnya untuk segera berkumpul. Setelah ada sekitar 6 orang, ada yang berkulit bule, berkulit kuning, berkulit hitam, masuk ke mobil, selanjutnya kendaraan roda empat itu berangkat.

Ribo berpikir kembali bahwa mobil itu segera meluncur ke tempat wisata. Rupanya dugaan itu kembali salah sebab mobil berkumpul lagi dengan mobil yang lain di tempat yang tak jauh dari tempat semula yang masih berada di lingkup tempat yang pernah dipopularkan oleh Leonardo DiCaprio lewat sebuah film Hollywood itu.

Di tempat itu ada 4 mobil, tempat itu rupanya pangkalan mobil wisata para pelancong. Peserta wisatawan di tempat itu dibagi sesuai dengan route ke mana arah wisata dan berapa ia membayar paketnya, ada yang sehari, dua, bahkan 3 hari. Sebab Ribo berada dalam paket sehari maka dirinya dikumpulkan dengan para pelancong lainnya yang sepaket.

Setelah semua sudah masuk pada masing-masing mobil sesuai dengan paket dan program wisata, kendaraan-kendaraan yang yang bercat putih itu langsung meninggalkan pangkalan yang biasanya menjadi titik kumpul para pelancong. Dalam perjalanan, pemandu wisata yang mengaku bernama Bun Chai mengatakan bahwa perjalanan ini akan menuju ke Floating Market di Dumnoen Saduak, Ratchaburi, War Museum,  serta Tiger Tempel di Kanchanaburi.

Dalam perjalanan menuju Floating Market, orang-orang luar Thailand itu menikmati nikmatnya jalan tol di Kota Bangkok. Arahnya keluar kota, pada pagi hari jalan tol terlihat lengang, beda dengan sebaliknya yang menuju ke kota, meski padat namun tetap lancar. Kota Bangkok sepertinya giat membangun jalan tol sebab sepanjang perjalanan terlihat jalan yang bersimpang siur dan bertingkat sehingga enak dipandang dan mampu mengurai kemacetan.

Selepas keluar dari jalan tol, mobil memasuki jalan biasa, meski demikian jalan tetap lancar dan tidak semrawut. Bisa jadi penduduk Kota Bangkok dan sekitarnya terkendali sehingga aktivitas masyarakat tidak berjubel seperti di Jakarta atau sepanjang jalan Pantura, Jawa.

Menuju Floating Market, peserta wisata melihat di kanan kiri jalan banyak lahan pertanian dan berbagai kebun, seperti kebun kelapa. Masih banyak tanah kosong. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam, tibalah di sebuah tempat pemberhentian mobil untuk menuju Floating Market. Di tempat itu sudah tersedia pangkalan perahu kayu bermesin motor yang akan mengangkut peserta wisata menuju pusat pasar apung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun