Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah hari di tahun 1996, 5000 orang Vietnam dipulangkan ke negara asalnya. Mereka pulang dengan kelompok masing-masing. Dalam salah satu kelompok terlihat Nguyen Van Manh, Thu Pham, Tran, Bui, dan Sarah. Mereka sedang menunggu angkutan yang akan membawa kembali ke tanah asal usulnya.

Tak ada kegembiraan di wajah keluarga itu. Wajah muram terpancar pada mereka. Sedihnya mereka meninggalkan Indonesia, sama sedihnya ketika mereka harus melarikan diri dari negaranya saat terjadi perang saudara.

Di tengah mereka bermuram nasib, terdengar suara dari petugas lewat pengeras suara, "diharap kelompok keberangkatan 2 segera memasuki angkutan." Mendengar pengumuman seperti itu, keluarga Nguyen Van Manh berbaris dengan warga lain yang dalam satu kelompok masuk ke dalam angkutan. Sebelum meninggalkan tempat itu, ia dan Thu Pham memandang ke arah luar. Pandangan itu untuk mengenang selama 18 tahun mereka tinggal di Indonesia. Di Pulau Galang, suka duka mereka alami. Meski ada duka namun suka lebih banyak dialami sehingga ia dan ribuan orang Vietnam lainnya tidak mau kembali ke negara asalnya.

Akhirnya, angkutan yang dinaiki para pengungsi itu lamban laun meninggalkan gugusan kepulauan yang sekarang masuk dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Mata Nguyen Van Manh dan Thu Pham tak mau berkedip memandang gugusan pulau itu yang makin lama makin mengecil hingga akhirnya hilang ditelan oleh lengkungan bumi.

****

Sarah mengusap air matanya setelah menceritakan kisah hidup diri dan keluarganya. Dengan cerita itu membuat Ribo tahu bahwa kekasihnya itu adalah gadis Vietnam kelahiran Pulau Galang. Dari cerita Sarah itulah, teka-teki mengapa kedua orangtuanya serta kakek yang bertemunya di jalan di Phu Quoc menangis saat melihat dirinya yang berasal dari Indonesia.

Mereka menangis bisa jadi sebagai bentuk kerinduan pada Indonesia. Mereka menangis bisa jadi sebagai bentuk mengenang saat tinggal di Pulau Galang. Di sana mereka hidup belasan tahun yang penuh suka dan duka. Mereka menangis sebagai bentuk sedih karena keinginan untuk tetap di Indonesia ditolak.

Dari cerita itulah teka-teki foto di ruang tamunya terungkap. Dalam foto tergambar Nguyen Van Manh, Thu Pham, Tran, Bui, dan Sarah yang diapit oleh petugas UNHCR dan Polisi Militer TNIAL. Foto itu diambil saat mereka menjadi penghuni kamp pengungsian di Pulau Galang. Di foto itu mereka terlihat tersenyum ceria.

Dari apa yang diungkapkan Sarah, juga terjawab mengapa mamanya mengigau yang mengatakan, pak tolong kami belum makan, pak tolong kami belum makan. Serta mengigau tidak mau pulang, tidak mau pulang, saya di sini saja. Igauan itu sebagai bentuk emosi duka yang terus terpendam dalam perasaan Thu Pham, mamanya Sarah, di masa-masa yang sulit.        

Dari cerita itulah membuat Ribo paham mengapa Sarah mengerti sekali semua hal-hal tentang Indonesia mulai dari makanan hingga soal agama yang dipeluk oleh Ribo. Sarah tahu makanan yang harus disantap oleh Ribo tak boleh mengandung hal-hal yang berbau babi dan alkohol. Padahal daging babi adalah sesuatu yang biasa disantap oleh Sarah dan alkohol minuman yang biasa diteguk oleh orang-orang Vietnam.

"Ribo...." ujar Sarah lirih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun