Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selepas menyelusuri pasar dan jalan sekitarnya, Ribo mencari tempat untuk menginap. Dicari tempat yang cocok untuk ukuran backpacker. Hingga ditemukan Cat Hotel, sebuah penginapan yang letaknya sangat strategis. Malam pertama di Ho Chi Minh lebih banyak digunakan oleh Ribo untuk beristirahat sebab esok hari mempunyai rencana ke Cu Chi Tunnels atau Terowongan Cu Chi.

Pagi hari Ribo bergegas bangun dan mencari tempat yang sudah diberi petunjuk oleh pegawai hotel untuk bisa mencapai Terminal Bus Cu Chi. Meski demikian kebingungan sempat dialami Ribo. Bahasa Inggris orang Vietnam yang tidak bagus kadang membuat dirinya terpontang-panting dengan informasi yang disampaikan. Bertanya kepada petugas di jalan, yang berpakaian serba hijau, mereka malah berdebat sendiri. Setelah ditunjukkan gambar Terowongan mereka baru paham. Disarankan dirinya naik bus No. 13. Rupanya bus itu berada di jalur di mana Ribo tidak jauh berdiri.

Lega hati setelah berada di bus itu, hanya dengan 6.000 dong atau sekitar Rp3.000, Ribo bisa melaju hingga Terminal Cu Chi. Jarak dari ia naik hingga ke terminal terbilang lumayan jauh sekitar 10 km. Meski demikian bus tak putar haluan, seperti kebiasaan Metro Mini atau Kopaja di Jakarta yang sering balik kucing karena alasan tak ada penumpang.

Akhirnya tiba di Terminal Cu Chi, sesampai di tempat itu Ribo menyempatkan diri untuk mencari makanan pengganjal perut sebab pagi hari ia belum sarapan. Setelah makan semacam roti yang tengahnya dibelah kemudian diisi oleh sayuran, ia mencari bus No. 79. Agar tak bingung maka gambar Terowongan Ribo perlihatkan ke sopir. Rupanya sopir sudah paham tempat itu karena banyak wisatawan luar Vietnam menuju ke Terowongan Cu Chi dan lokasi gerbang wisata perang itu hanya 10 meter dari laluan bus No. 79.

Jalanan yang sepi membuat jarak 10 km dari Terminal ke terowongan ditempuh cukup cepat. Ketika hendak tiba, sopir memberi tahu Ribo untuk turun. Setelah bus meninggalkan para penumpang yang turun, para penumpang menyeberang jalan sebab terowongan berada di sebelah jalan.

Memasuki lokasi itu, pengunjung akan melewati sebuah gerbang yang berwarna merah dengan tulisan bahasa Vietnam yang bagi orang luar Vietnam tidak tahu apa artinya. Setelah berjalan sejauh 20 meter, terdapat sebuah loket yang menerangkan harga tanda masuk. Untuk wisatawan tertera 90.000 dong atau Rp45.000. Tanpa banyak pertanyaan, tiket tanda masuk seharga itu Ribo beli. "Tidak ada pilihan lagi," ujarnya.

Kekurangan dari lokasi wisata perang ini adalah minimnya tanda petunjuk ke mana harus melangkah sehingga membikin Ribo bingung ke mana selanjutnya. Rajin-rajin bertanya adalah solusi untuk bisa menemukan di mana terowongan itu ada. Sebelum menuju ke terowongan, ada bangunan semacam temple yang besar dan bangunan pagoda yang tinggi. Di depan temple itu berkibar dua bendera merah ukuran besar, satu bergambar bintang emas dan satunya bergambar palu arit.

Temple besar itu rupanya adalah Temple Paman Ho. Paman Ho nama lengkapnya adalah Ho Chi Minh adalah bapak pendiri Vietnam. Di temple itu, banyak orang Vietnam yang bersujud depan Patung Paman Ho dan berdoa.

Selepas berada di dalam temple, Ribo berjalan sejauh 50 meter. Hingga tiba di pintu masuk terowongan. Di pintu itu sudah ada beberapa orang berpakaian serba hijau, pakaian khas pegawai di Vietnam, bisa jadi mereka adalah para tentara. Di pintu masuk tertera beberapa aturan untuk bisa menikmati wisata terowongan, misalnya seperti tidak mengidap penyakit jantung. Di papan pengumuman itu pula terlihat bahwa terowongan di bawah pengawasan seorang kolonel.

Meski ada beberapa pemuda yang berpakaian serba hijau, mereka tidak menjelaskan siapa dirinya sehingga membuat Ribo harus bertanya, "di mana pemandu?" Setelah ada pertanyaan itu, baru salah satu di antara mereka menjawab, "saya."

Selanjutnya ia mengatakan sebentar lagi akan menuju ke lokasi wisata perang Terowongan Cu Chi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun