Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matanya yang merah memandangi ujung tambang satunya. Ujung satunya itu diikat melingkar seukuran leher manusia. Selesai membentuk lingkaran, Tinh menatap dengan sorot seperti mata setan. Sambil tertawa cekakan dan menangis, ia memasukan kepalanya ke dalam lingkaran itu.

"Selamat tinggal semua, selamat tinggal Kak Dipo."

"Aku sayang Kak Dipo tapi ijinkan saya menyusul papa dan mama."

"Maaf aku meninggalkan semuanya karena hidup ini sudah tak berarti."

Selepas berkata yang demikian, kakinya yang kiri melangkah ke depan. Kursi yang menopangnya tersenggol oleh kaki kirinya hingga kursi itu terguling. Tak ada lagi yang menopang tubuhnya. Tubuhnya tidak jatuh ke lantai karena tertahan kuat-kuat oleh tambang yang mencekik lehernya.

Tubuh itu meronta-ronta dan terdengar suara tercekik yang menyakitkan. Tak lama kemudian tak ada gerakan lagi. Tubuh itu menggantung pada tambang yang terikat pada balok yang melintang di atasnya.

***

"Tinh buka pintunya," ujar Thu Pham sambil mengetuk pintunya. 

"Ini makan siang buat kamu."

"Tadi di jalan bertemu Kak Dipo, sebentar lagi katanya ia mau ke sini."

Ketukan pintu rupanya tidak ditanggapi orang yang berada di dalam. Ketukan pada pintu dilakukan lebih keras. Dan kalimat yang tadi dilontarkan diulang. Thu Pham menahan nafas dalam-dalam ketika apa yang dilakukan itu tidak ditanggapi lagi. Ia berpikir ke mana Tinh. "Bukankah dia masih belum sehat betul?" gumamnya dalam hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun