Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lama kemudian baru ada seorang pemuda yang menghampiri Ribo. Ia akan mengantarkan ke polisi dan ia bercerita penjambretan di Ho Chi Minh sering terjadi. Dengan demikian kota itu tak aman bagi wisatawan asing.

Sesampai bertemu dengan polisi, pemuda itu meninggalkan Ribo. Hal demikian dilakukan bisa jadi urusannya sudah selesai.

Polisi yang berada di depan Ribo bertanya bagaimana peritiswa itu terjadi. Ribo pun memaparkan saat dirinya berjalan, ada dua orang yang naik sepeda motor, dan secara tiba-tiba ia menjambret tasnya.

Mendapat cerita yang demikian, polisi itu mencoba menenangkan dan menyuruh ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangan. Dari kantor polisi selanjutnya surat itu digunakan untuk mengurus surat laksana passport di Kedutaan Besar Indonesia di Vietnam.

Meski ditenangkan polisi, Ribo masih stress. Matanya menatap kosong dan pikirannya menerawang entah ke mana. Dirinya minta diantar ke hotel untuk mengambil tas. Polisi mengiyakan dan memanggil ojek. Ia berkata ojek tak perlu dibayar.

Begitu sampai hotel, tukang ojek itu bercerita dengan bahasa Vietnam. Mereka semua yang mendengar, front officer, cleaning service, security, dan tenaga administrasi mendengar seksama. Sepertinya mereka ikut merasa prihatin atas nasib yang dialami Ribo.

Di antara mereka ada Sarah, seorang gadis Vietnam yang berwajah cantik, berkulit kuning, berambut panjang, dan memiliki tubuh tinggi semampai. Ia mau mengantarkan Ribo ke Kedutaan Besar Indonesia untuk meminta perlindungan status dirinya.

Sebab hari sudah menunjukkan sore, maka Ribo dan Sarah bergegas menuju ke kedutaan besar. Seperti banyak perempuan lainnya, Sarah pun mengendarai sepeda motor. Ribo diboncengkan. Terlihat Sarah begitu cekatan dan terampil  dalam mengendarai sepeda motor jenis scoopy itu.

Sampailah dirinya di kedutaan besar. Di depan kedutaan terlihat ada pos polisi dan di pos itu terdapat seorang polisi yang menjaganya. Polisi itu sepertinya sebatas menjaga. Ia tidak tahu bagaimana menghubungi dalam kedutaan. Tiba-tiba pintu besi kedutaan membuka, bisa jadi dilihat dari CCTV ada orang Indonesia yang hendak mengurus sesuatu. Keluarlah salah seorang dari dalam, orang itu menyapa Sarah dengan bahasa Vietnam. Sepertinya orang itu adalah staff kedutaan namun diambil dari orang lokal.

***

            Malam itu Ribo duduk termenung di kursi hotel. Peristiwa siang tadi masih ada dalam pikirannya. Ia merenung mengapa hal itu terjadi sehingga membuat trips ke Kuala Lumpur menjadi batal. Tak hanya itu, bagaimana nasibnya kalau ada razia polisi, pasti ia bisa terkena sebab ia tidak memiliki identitas. Identitas dirinya yang diharap kepada kedutaan, masih dijanjikan esok hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun