Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teriakan itu membuat darah Tam mendidih, dirinya tersinggung dengan apa yang dikatakan itu. Sikap Sarah yang demikian menunjukkan Tam ditolak mentah-mentah. Tanpa panjang lebar, Tam langsung menyeret tubuh Sarah ke sebuah ruangan. Sarah menjerit-jerit diperlakukan secara kasar dan dirinya sadar, Tam akan melakukan tindakan bejat padanya.

Jeritan Sarah itu rupanya didengar oleh Bui dan Ribo sehingga dari dua kamar itu terdengar teriakan, "Sarah... Sarah... Sarah." Tak hanya itu yang keluar dari dua kamar yang menyekap mereka, teriakan, "hai lepaskan Sarah, hadapi aku..." Dua orang itu pun menggendor-gendor pintu kamar mereka. "Duk... Duk... Duk..." Gedoran keras terdengar dari dua kamar. Dari pintunya terdengar gerakan orang yang sepertinya hendak mendobrak. "Brak... Brak... Brak... " Pintu itu rupanya kuat sehingga usaha dua orang itu sepertinya sia-sia.

Tam tak peduli dengan teriakan dan gebrakkan dua orang dari kamar. Ia sepertinya sedang berbuat kalap pada Sarah. Sarah direbahkan. Kaos merah yang dipakai berusaha ditarik kuat-kuat. Sarah terus melawan. Sebab tubuh Tam lebih kuat maka perlawanan yang dilakukan itu tak mampu menghentikan keinginan Tam untuk melampiaskan kemarahannya dengan memperkosanya.

Sarah sudah tak bisa berbuat apa-apa saat badan kekar Tam menindihnya. Melihat jiwanya terancam, Sarah langsung mengatakan, "ya, ya, aku mau jadi istrimu." Mendengar Sarah mengatakan demikian, Tam menghentikan gerakan bejadnya. "Benar apa katamu?" Laki-laki itu bertanya. "Benar," jawab Sarah.

Tam tertawa dan langsung berdiri dari menindih tubuh Sarah. "Kalau kamu ngomong seperti ini dari tadi, aku tidak akan berbuat jahat kepadamu," ujar Tam dengan nada yang sedikit merayu. Sarah diam mendengar apa yang dikatakan itu.

"Kapan kita menikahnya?"

Pertanyaan itu dijawab dengan santai oleh Sarah, "gampang."

"Sebelum menikah, kita kan harus merayakan kesenangan kita dulu kan."

"Mau kan merayakan acara sebelum pernikahan kita?"

"Mau, mau, mau," jawab Tam dengan terburu-buru.

"Kalau mau mana beer-nya?"tanya Sarah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun