Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berpikir bila hidup di negaranya, mereka akan didiskriminasi sebab tuduhan antikomunis-sosialis. Pemeritahan Vietnam yang komunis-sosialis, akan mencap KTP-nya dengan tanda-tanda khusus.

Kerumunan massa itu bergerak ke pantai di mana di tempat itu beberapa perahu yang telah membawa dirinya saat negaranya berkecamuk perang tertambat. Di pantai itu teriakan menolak terus menggema. Mereka benar-benar marah dan kecewa atas keputusan yang akan mengembalikan ke Vietnam. Seseorang berteriak, "sebagai bukti kita tidak mau dipulangkan, mari kita bakar perahu itu." Mendengar teriakan itu, semua orang memandang perahu-perahu yang tertambat. "Ya betul..." seru yang lain.

"Dengan membakar perahu itu bukti tak ada perjalanan ke sana," teriak yang lain.

Mereka segera menyeret perahu-perahu itu dalam satu barisan dan merapatkannya. Tiba-tiba ada seseorang yang membawa jurigen berisi bensin, entah dari mana ia memperolehnya. Bensin yang berada di jurigen itu diguyurkan secara merata pada perahu-perahu yang terbuat dari kayu itu. Tak lama kemudian, seseorang menyulut korek dan melemparkan batang korek itu ke perahu. Serta merta, api membumbung di perahu-perahu itu. Kobaran semakin membesar saat angin pantai menderu menerpa api yang menari-nari di badan perahu. Asap hitam dan putih membentuk pohon kepulan asap.

Rupanya kayu untuk membuat perahu itu tak semuanya bisa dilahap api. Di antaranya tak mempan disikat si jago merah. Sehingga bentuk perahu masih terlihat utuh. Tahu perahu itu tak jadi arang, salah seorang yang ada di kerumunan itu berkata, "tenggelamkan." Ajakan itu disetujui dan disambut dengan kalimat, "ya betul tenggelamakan, tenggelamkan."

Mereka segera menyeret perahu itu ke laut. Tak hanya diseret menuju ke laut namun juga didorong dari arah daratan. Sebab yang melakukan itu orang banyak, perahu itu dengan segera sudah menyentuh air yang rasanya asin itu. Permukaan pantai yang curam, membuat perahu itu dengan mudah digelincirkan ke dalam laut.

***

Meski para pengungsi melakukan demonstrasi menolak dipulangkan, namun UNHCR dan pemerintah Indonesia tak peduli. UNHCR dan pemerintah Indonesia bersikekeh mereka harus dipulangkan atau dipindahtempatkan ke negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, dan negara lainnya.

Nguyen Van Manh dan Thu Pham termasuk rombongan yang dipulangkan ke Vietnam. Dalam demonstrasi yang terjadi kemarin, Thu Pham berteriak, "tidak mau pulang, tidak mau pulang, saya di sini saja." Kedua orang itu merasa sedih sebab mereka sudah merasa enak tinggal di Pulau Galang. Di pulau itu mereka merasa aman dan nyaman. Anak-anak mereka, Tran, Bui, dan Sarah pun sudah besar.

"Gimana ini pa?" Thu Pham bertanya kepada Nguyen Van Manh.

"Papa juga bingung ma," jawab Nguyen Van Manh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun