Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kak takut..." ujar Sarah dengan lirik pula.

"Tidak apa-apa. Ini untuk penyelamatan diri," bisik Ribo kembali.

Sarah pun memasukkan kakinya ke lubang itu, lubang itu rupanya dalam sehingga dirinya terjatuh. "Bukkkk...." Terdengar suara tubuh jatuh ke tanah. Mendengar ada suara benda jatuh, para pemuda itu langsung sigap. Dicari dari mana arah suara itu. "O, rupanya mereka masih ada di sekitar sini," ujar pemuda bertubuh tambun yang menjadi pemimpin pencarian Sarah dan Ribo.

Ribo cemas, kalau mereka tahu dirinya di tempat itu pasti tamatlah riwayatnya. Ia mencari akal untuk mengelabui mereka. Dilihat di atas pohon ada seekor bajing yang tengah mengerat kayu. Diambilnya batu kecil yang diinjaknya. Batu kecil itu kemudian dilemparkan pada bajing itu. "Plukkk...." Batu kecil itu mengena pada tubuh bajing yang mungil. Sebab terkena lemparan, bajing itu langsung lari. Larinya bajing itu menabrak dedaunan di pohon-pohon sehingga menimbulkan suara krosak-krosak. Suara itu memancing perhatian para pemuda. Mereka semua melihat ke bebunyian yang arah datang dari atas. Mereka secara serempak mengatakan, "o bajing."

"Yang dicari bajingan ketemunya bajing," ujar yang lain.

Cara mengelabui yang dilakukan itu berhasil. Selanjutnya Ribo masuk ke dalam lubang menganga. Sebelum menutup lubang itu dengan akar-akar, ia mengalihkan perhatian kembali. Dilemparnya batu ke arah serampangan. "Wussss....." Batu itu terbang. Sebelum batu itu jatuh ke tanah, ia merangsak daunan-daunan. Terabasan batu-batuan pada dedaunan itu menimbulkan suara krosak-krosak. Tak begitu lama terdengar suara "blukkk....." Batu itu rupanya sudah jatuh ke tanah.

Melihat suara-suara itu, membuat para pemuda itu menjadi linglung. Suara-suara itu mampu memecah konsentrasi mereka. "Hai jangan linglung, terus cari mereka," ujar pemuda bertubuh tambun itu dengan nada tinggi. Mereka berpencar dan menyasak pepohonan dan semak-semak. Di saat mereka menerabas semak-semak, Ribo dan Sarah sudah berada di dalam terowongan di bawah tanah itu.

Suasana pengap dan panas terasa di terowongan. Dua orang itu berusaha untuk menahan hawa panas yang menyergapnya. Dengan jalan merunduk mereka mengikuti arah terowongan yang menjulur itu. Saat berada di terowongan, ia melihat ada sebuah lubang kecil yang tembus ke atas. Ribo berpikir lubang itu adalah lubang bagi Gerilyawan Vietcong untuk melihat musuh berada di mana juga sekaligus untuk lubang pernafasan. Dengan lubang itu, Ribo bisa melihat beberapa pemuda masih berdiri di sekitar pohon besar. Terlihat mereka bercakap-cakap membicarakan sesuatu. Muka mereka terlihat kesal sebab buruan mereka menghilang entah ke mana.

Ribo dan Sarah terus menyusuri terowongan. Di suatu saat mereka menemukan simpang terowongan. Ribo bingung menentukan ke arah mana yang harus diambil. "Kak kita ke mana?" tanya Sarah. Ribo diam. Sepertinya ia berpikir. "Ke kiri saja," ujarnya. Kedua orang itu melanjutkan menyusuri terowongan. Setelah menyusuri terowongan yang mengarah ke kiri, dirinya menemukan sebuah ruangan yang cukup besar. Di ruangan itu terlihat seperti ada meja dan kursi. Ribo berkeyakinan ruangan itu adalah ruangan untuk merencanakan aksi peperangan seperti yang ada di Terowongan Cu Chi. Ribo terperanjat di tempat itu melihat ada AK 47 tergeletak. Bagian-bagian tertentu senjata itu terlihat berkarat. Senjata buatan Uni Soviet itu bisa jadi bekas senjata Gerilyawan Vietcong yang tertinggal.

Ruangan itu sepertinya ruangan terakhir dari arah kiri yang diambil tadi. "Kak ini buntu," kata Sarah. "Iya buntu, kita balik saja," Ribo menimpali. Dua orang itu dengan berjalan merunduk kembali ke tempat asal.

Sarah menjerit ketika keluar dari ruangan itu. Ia langsung memeluk Ribo. Ribo tak mengerti mengapa Sarah menjerit. "Ada apa?" tanyanya dengan waswas. "Ada tengkorak," jawab Sarah dengan suara gemetar ketakutan. Ribo segera melihat ke arah mana yang membuat Sarah histeris. Ribo langsung terperanjat begitu begitu melihat tengkorak yang membujur di sebuah galian bawah tanah. Ia berusaha menenangkan diri. Ditatapnya tengkorak itu. Terlihat tengkorak itu menggunakan topi baja. Dengan ciri tersebut ia yakin bahwa tengkorak itu adalah tentara Amerika Serikat. Ia berada di tempat itu bisa jadi diculik Gerilyawan Vietcong atau terjebak ketika memasuki terowongan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun