Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ruangan kelas terlihat Sarah dan beberapa mahasiswa lainnya sedang mengikuti kuliah. Seperti biasanya jam dan hari itu Pak Binh memberi kuliah mengenai model-model ekonomi. Ia sangat semangat pada hari itu. Setelah setengah jam memaparkan materinya, ia lalu mengatakan, "ada pertanyaan?"

Di antara mahasiswa saling pandang, mereka melihat siapa yang akan mengajukan pertanyaan. Tiba-tiba Sarah mengangkat tangan. "Pak mau bertanya, apakah sistem ekonomi kapitalis cocok diterapkan di Vietnam?" Mendengar pertanyaan seperti itu semua yang berada di kelas terperanjat. Sebagai negara komunis sosialis tentu sistem negara yang dianut oleh negara itu adalah sistem ekonomiyang terkendali, di mana negara yang lebih dominan mengatur sistem perekonomian daripada oleh kekuatan swasta. Mungkin ada yang berpikir bahwa pertanyaan Sarah itu terlalu kritis.

"O pertanyaan yang bagus," ujar Pak Binh. Ia selanjutnya secara panjang lebar menjelaskan sistem tata negara Vietnam dan selanjutnya menjelaskan apa itu sistem ekonomi kapitalis. Dari situ kemudian Pak Binh menarik sebuah kesimpulan. Dari kesimpulan itulah maka semua mahasiswa menjadi mengerti dari jawaban yang diajukan Sarah.

Tiba-tiba bel berbunyi tanda kuliah usai. Pak Binh langsung berkata, "ok sekian dulu kuliah kita dan minggu depan sepertinya kita mengadakan midtest." Setelah itu dirinya keluar ruangan. Setelah Pak Binh tak ada di ruangan, suasana kelas menjadi gaduh. Mereka para mahasiswa sepertinya melepaskan penat dan ketegangan setelah berhadapan dengan dosen yang terkenal killer itu.

Ketika teman-temannya asyik dengan kegaduhannya, Sarah membuka handphone yang dari tadi dimatikan karena sedang kuliah. Ada aturan saat kuliah dilarang menghidupkan handphone. Bila melanggar akan dikenai sanksi. Saat handphone dihidupkan, selanjutnya terdengar beberapa kali bunyi yang pesan masuk. Sarah kaget ketika melihat ada tanda yang menunjukkan beberapa kali Ribo menghubungi dirinya. Dirinya melihat juga ada sms darinya.

Dibuka sms itu dan terbaca sebuah kalimat pesan dari Ribo, Sarah lagi di mana, kapan bisa bertemu? Setelah membaca pesan itu ia segera mengetik huruf-huruf yang ada di handphone sehingga terangkai sebuah kalimat, maaf tadi lagi kuliah jadi handphone dimatikan. Kalimat itu kemudian dikirim ke Ribo.  Selanjutnya ia menulis pesan lagi, kamu lagi di mana?

Mendapat respon dari Sarah lewat handphone, Ribo begitu senang. Ia langsung mengirim sebuah pesan dengan kalimat, di hotel habis mengurus visa. Tak puas dengan kalimat itu, selanjutnya ia mengirim pesan lagi, kapan bisa bertemu?

Nanti malam saja ya, di tepi sungai saigon, demikian balas Sarah lewat pesannya. Ribo kembali menerima pesan dengan kalimat, aku capek habis mengikuti kuliah Pak Binh yang terkenal killer di kampus. Mendapat pesan yang demikian Ribo tidak berkomentar ia hanya mengirim sebuah pesan dengan tanda J J. Tanda itu menunjukkan dirinya tersenyum mendapat kabar dari Sarah.

***

Kerlap-kerlip lampu yang terpancar dari perahu kayu yang melintas di Sungai Saigon malam itu menambah terasa sahdu. Sinar lampu yang menerpa air di sungai memantul dan membiaskan cahaya bening. Bila dilihat dari langit Sungai Saigon malam itu seperti dipenuhi kunang-kunang.

Di tempat itu Ribo dan Sarah berjanji untuk bertemu. Mereka sepertinya hendak melepaskan rasa kangen setelah sehari tidak bertemu. Di tepi Sungai Saigon, di sebuah tempat yang tidak jauh dari keramaian, dua orang beda bangsa itu duduk saling menghadap. Perbedaan agama, etnis, dan bahasa sepertinya tidak menghalangi mereka untuk saling akrab bahkan mencintai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun