Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara yang demikian rupanya berhasil. Perahu yang berada di ujung barat daya itu merespon dengan terlihat berubah haluan menuju mereka yang mengirim sinyal SOS. Melihat yang demikian semuanya senang dan muncul harapan baru. Makin lama perahu itu mendekat. Perahu itu ternyata perahu nelayan tradisional Malaysia. Itu terlihat dari bendera Malaysia yang berkibar di salah satu tiangnya dan terlihat ada beberapa drum plastik yang dijadikan tempat penyimpanan ikan.

Meski sudah mendekat namun perahu nelayan Malaysia itu tidak langsung merapat. Ia mengitari perahu yang ditumpangi orang Vietnam Selatan itu dengan seksama. Hal demikian dilakukan untuk menjaga-jaga agar tidak terjebak pada bajak laut. Setelah mengitari dan merasa aman, salah seorang yang berada di perahu nelayan Malaysia itu berteriak, "ada yang bisa dibantu?"

Pertanyaan itu langsung dijawab dengan tergesa-gesa oleh Nguyen Van Manh, "iya kamu butuh bantuan."

"Kami sudah 30 hari terombang-ambing di laut tidak makan, tidak minum. Kami semua kelaparan."

"Kami sekarang tidak tahu di mana."

"Kami semua lari menyelamatkan diri akibat perang saudara di Vietnam."

Mendengar jawaban seperti itu, salah seorang nelayan Malaysia itu memandang dengan seksama. Dilihatnya orang-orang yang berada di perahu itu terlihat kurus, kering, lunglai, dan lemas.

"Baik, saya jawab," ujar nelayan itu.

"Anda sekarang berada di perairan Malaysia."

"Saya akan bantu anda air tawar satu jurigen dan beberapa potong makanan."

"Tapi saya tidak bisa menarik perahu anda ke daratan karena perahu kami kemampuannya terbatas."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun