Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sekarang Tinh ingin belajar memasak makanan Jawa," tuturnya dengan tertawa.

"Kan kakak sudah mengajari cara membuat jamu dari daun pepaya."

Ungkapan tulus Tinh itu membuat Dipo merasa terharu dan tersanjung. Rasa iba, empati, dan cinta kepada perempuan pengungsi itu semakin bertambah. Dirinya tahu Tinh hidupnya dalam ketidakpastian. Ibunya meninggal saat mengarungi ganasnya Laut China Selatan, sedang ayahnya saat ini sakit-sakitan.

Dipo melihat Tinh pertama kali saat ada pendataan pengungsi. Saat itu ia melihat ada gadis pengungsi yang terlihat cantik sekali namun kecantikannya itu tersembunyi di bawah non la, topi tradisional Vietnam. Kulitnya yang kuning masih terbalut dengan bekas-bekas sinar matahari yang membakarnya selama puluhan hari di tengah lautan. Rambutnya yang kucel terlihat kaku akibat tak pernah diguyur oleh air segar.

Ketika giliran pendataan tiba pada Tinh. Dipo menyuruh ia membuka topinya. Setelah topinya dibuka, Tinh menundukkan pandangan, sepertinya ia masih trauma dengan kejadian-kejadian sebelumnya sehingga takut setiap menghadapi orang asing.

"Jangan takut," ujar Dipo dengan pelan.

"Siapa namamu?"

Mendapat pertanyaan itu Tinh menjawab siapa namanya. Di saat menjawab, Tinh sekilas memandang wajah Dipo. Dipo yang sejak tadi memandang wajahnya langsung melemparkan senyum kepada Tinh. Mendapat senyum ramah itu Tinh tetap dingin, ia kembali menundukkan pandangannya.

"Umur kamu berapa?"

Tinh menjawab kembali pertanyaan itu. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan lain diajukan kepadanya.

"Pertanyaan terakhir, kamu tinggal di barak nomer berapa?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun