Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah urusan tiket yang diurus oleh tukang tuk-tuk selesai, Ribo dibawa Angkor Wat. Oleh tukang tuk-tuk diberi tahu, Ribo dipersilahkan mengelilingi Angkor Wat dan dirinya menunggu di bawah pohon. Di tempat yang disebut tukang tuk-tuk itu memang terlihat puluhan tuk-tuk mangkal. Bisa jadi mereka menunggu orang yang diantar. Ribo mengiyakan apa yang dikatakan itu.

Semburat matahari pagi yang tertutup kabut membentuk sebuah siluet Angkor Wat. Terlihat begitu mempesona candi yang tersusun dan dibangun dengan bebatuan itu. Ribo saat masuk ke dalam candi, merasa takjub.

Candi itu dibangun Raja Suryawarman II, Raja Khmer yang berkuasa dari tahun 1113-1150, pada pertengahan Abad XII. Untuk menyelesaikan pembangunan candi itu dibutuhkan waktu selama 30 tahun. Disebut Angkor karena ia berada di dataran Angkor.

Candi itu dibangun sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Wisnu. Pembangunan candi itu pernah mengalami jeda saat Suryawarman II mangkat. Setelah 27 tahun kepergian Suryawarman II, Angkor diserang Bangsa Champa, sebuah kerajaan yang pernah menguasai kamboja dan Vetnam pada Abad VII. Champa merupakan musuh bebuyutan Khmer. Setelah beberapa masa berada di bawah Champa, selanjutnya Khmer direbut kembali oleh Jayawarman VII.

Akhir Abad XIII, Angkor secara perlahan berubah, awalnya sebagai candi Hindhu menjadi candi Budha Theravada, sebuah.mazhab tertua dalam agama Budha.

Di area candi itu, banyak tempat yang menarik untuk diabadikan. Sebab Ribo sendiri maka ia sering meminta wisatawan lain untuk memotretkan dirinya.

Puas di Angkor Wat, Ribo meninggalkan candi itu. Saat menyelusuri jalan menuju di mana tukang tuk-tuk tadi mangkal, dirinya melihat tempat-tempat penjualan souvenir. Di tempat itu dirinya ditawari dengan ramah oleh para perempuan pedagang souvenir dan minuman ringan. Ribo selalu tersenyum mendapat tawaran-tawaran itu.

Sesampai di tempat mangkal tukang tuk-tuk, ia celingak-celinguk mencari di mana tukang tuk-tuk tadi berada. Setelah agak jauh berjalan, tiba-tiba ada laki-laki melambaikan tangan, "o itu dia," ujar Ribo setelah melihat tukang tuk-tuk tadi.

Selanjutnya, dirinya diantar ke Candi Bayon. Candi ini dibangun pada akhir Abad XII hingga awal Abad XIII. Candi ini merupakan candi resmi Kerajaan Khmer dengan sifat Budha Mahayana. Candi ini dibangun atas inisiatif Jayawarman VII.

Menarik dari candi ini adalah banyak wajah berukuran raksasa dengan ekspresi yang tenang, teduh, dan anggun, yang terukir di puncak-puncak candi yang mengelilingi puncak utama. Candi bayon merupakan candi terpenting yang menjadi pusat dan lambang kekuasaan Jayawarman VII.

Di Bayon, Ribo menyempatkan diri dengan petugas wisata yang berpakaian tradisional untuk foto bareng. Gratis? "Bayar 1 US$," ujar mereka. Di sekitar Bayon, wisatawan juga bisa naik ojek gajah dengan route mengelilingi Bayon.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun