Selepas pagi, para ABK menebar pair trawl. Tambang yang panjang dijulurkan sejauh mungkin. Semakin jauh pair trawl ditebar dengan harapan ikan yang terperangkap semakin melimpah. Kapal yang menebar alat tangkap ikan itu terus melaju. Suara mesin yang menderu menunjukkan kapal dalam kecepatan tinggi.
Setelah pair trawl terjulur jauh, para ABK menunggu sampai ada komando untuk menariknya. Di bawah terik matahari yang memanggang semua yang ada di kapal itu, seluruh ABK memandang jauh ke arah pair trawl ditebar.
Di saat mereka konsentrasi menunggu perintah selanjutnya, tiba-tiba ada yang melihat sebuah kapal perang berwarna abu-abu, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), yang tengah melintas. Melihat hal yang demikian, ia langsung berteriak, "KRI, KRI, KRI."
Teriakan itu membuat panik semuanya. Mereka ada yang secara reflek lari, ada pula yang berjalan mundur, namun ada pula yang tetap bertahan meski dengan sikap pasrah. Rupanya KRI itu mengarah ke posisi kapal. Dengan perkasa KRI menuju ke posisi kapal itu. Kedatangannya menimbulkan gelombang sehingga membuat kapal itu terombang-ambing, naik-turun dengan kuat. Nahkoda tidak melarikan kapal itu sebab bila melarikan diri selain akan dikejar juga akan diberi tembakan peringatan.
Tak lama KRI penjaga wilayah perairan Indonesia itu untuk mendekat. Moncong KRI pun ditabrakkan pada badan kapal itu. Sekali sodok, kapal itu bergeser beberapa meter. Sodokan itu begitu kuat sehingga orang yang berada di atas kapal terhuyung-huyung. Sodokan itu untuk memberi peringatan pertama pada kesalahan mereka yang masuk perairan Indonesia tanpa ijin.
Terus dipepet kapal itu oleh KRI. Dari pengeras suara KRI, terdengar, "kami dari TNIAL penjaga perairan Indonesia memeriksa setiap kapal asing yang masuk wilayah Indonesia tanpa ijin."
"Anda telah memasuki perairan Natuna. Ini wilayah Indonesia."
"Untuk mengecek ijin kapal anda maka kami akan memeriksanya."
Setelah pengumuman itu, beberapa pelaut dari KRI memasuki kapal itu. Pelaut melihat bahwa kapal yang ditangkap adalah kapal penangkap ikan dari Vietnam. Pelaut menemui kaptain kapal. Kaptain kapal tanpa disuruh membawa dokumen dan memperlihatkan dokumen kapal. Dokumen itu selanjutnya diserahkan kepada pelaut dan oleh pelaut dibawa menghadap ke komandan KRI.
Di atas KRI, terlihat komandan kapal memeriksa dokumen kapal Vietnam itu. Dirasa ada yang tak beres, komandan kapal itu memerintahkan kepada beberapa pelaut untuk mengikat perahu itu dengan tambang besar. Setelah diikat kuat, terdengar suara dari pengeras, "kapal anda kami tarik ke pangkalan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut."
Mendengar suara itu, para awak yang berada di kapal semuanya pasrah. Mereka menunggu langkah hukum selanjutnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193