Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

            Di Bandar Udara Internasional Tan Son Nhat, Ho Chi Minh, pagi itu, Tran celingak-celinguk mencari pria yang menyuruhnya pergi ke Jakarta, Indonesia. Kode booking tiket sudah diterima dan upah sudah ditransfer namun barang yang hendak diantar belum diterimanya.

            Tran mencari di mana pria itu berada. Disusuri setiap sudut dan caffe yang ada di bandar udara itu. Saat mengawasi seseorang yang tengah merokok di sebuah caffe dengan ciri bertubuh gendut, berkepala botak, dan kepalanya yang licin, handphone yang dipegang bergetar. Getaran itu menandakan bahwa ada panggilan untuknya. Diangkatnya handphone miliknya, "hai Tran," suara menyapa keluar dari alat komunikasi itu.

            Tahu yang menghubungi adalah pria yang memberi pekerjaan, Tran langsung meresponnya, "bapak mana barang yang mau dibawa?" Mendapat pertanyaan itu, dengan tenang lawan bicaranya itu menjelaskan, "tenang Tran." Ia menjelaskan di pojok bangunan bandara ada sebuah tas kecil berwarna kuning. "Tas itu tolong diambil dan bawalah ke Jakarta," ujarnya.

"Sampai di Jakarta nanti akan ada yang menjemputmu begitu kamu keluar bandara."

Setelah memberi penjelasan, pria itu langsung memutus komunikasi.

Tran langsung memalingkan mukanya ke pojok bandara. Pandangannya tertutup oleh sebuah papan reklame. Ia berjalan mendekat agar pandangannya lebih jelas. Setelah melangkah beberapa meter, dilihatnya tas kecil berwarna kuning. Setengah berlari, Tran menuju ke tempat itu. Diambilnya dan dimasukkan ke koper yang dibawa. Saat meninggalkan pojok bandara, ia melihat seseorang di balik pilar besar bangunan bandar udara mengamati dirinya. Saat sorot mata tajam Tran mengarah pada orang yang berada di balik pilar itu, ia langsung menyembunyikan diri. Melihat hal yang demikian, dianggap Tran itu hanya sebuah kejadian biasa, tak sengaja.

Setelah barang yang hendak dibawa ke Jakarta itu berada di koper yang ia seret, Tran menuju ke dalam untuk check in. Antrian check in tujuan Jakarta saat itu terlihat berderet. Untung cara pelayanan yang diberikan petugas baik sehingga prosesnya cepat. Tran pun menyerahkan tiket dan passport. Setelah diperiksa dan diurut sesuai dengan penumpang yang telah tercatat, dirinya mendapat nomer kursi 24 A. Nomer itu menunjukkan ia duduk di samping jendela.

Selepas check in, Tran langsung menuju ke bagian imigrasi. Tran ingin menunggu di boarding room. Untuk itu dirinya menyegerakan diri melapor ke bagian imigrasi. Passport pun diserahkan kepada petugas, sebab ke Indonesia bebas visa maka proses pelaporan dilakukan secara cepat. Langkah selanjutnya menuju ke pemeriksaan scanner. Tran merasa tidak khawatir, cemas, dan was-was dengan barang bawaannya, barang itu berbahaya atau terlarang, ia tidak tahu. Untung barang dan dirinya setelah melewati scanner tak menunjukkan ditemukan barang berbahaya atau terlarang sehingga dirinya dipersilahkan melangkah meninggalkan tempat itu.

Di boarding room, puluhan calon penumpang memenuhi tempat duduk. Mereka yang ada di ruangan itu akan menuju ke Jakarta. Tak heran bila di tengah keriuhan suasana, terdengar beberapa orang berbahasa Indonesia. Menjelang keberangkatan, ruangan itu semakin penuh, ada ratusan orang.

Tak lama kemudian terdengar pengumuman bahwa penumpang pesawat tujuan Ho Chi Minh-Jakarta dengan kode sekian, sekian, diharap memasuki pesawat. Mendengar pengumuman itu, semua langsung membentuk antrian. Satu per satu penumpang masuk ke perut pesawat dan menempati kursi sesuai dengan nomer yang tertera di tiket.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun