"Sudah ya dik, kapan-kapan kita bertemu lagi dan nanti kakak bawakan lagi coklat," ujar pemuda yang bernama Dipo itu sambil pergi meninggalkan Bui dan Sarah kecil. Bui ingat bahwa Kak Dipo adalah pemuda Jawa yang ingin menikahi Tinh, gadis asal Vietnam yang tinggal di kamp pengungsian namu karena ulah para berandal yang memperkosanya maka kehidupan mereka menjadi hancur semua.
Angan-angan Bui lenyap ketika Tam membisiki sesuatu padanya. Pikirannya yang mulai tenang setelah mengingat masa lalunya menjadi buyar setelah Tam memancing kembali amarahnya.
"Kak Bui tidak mau Sarah menikah dengan pemuda Indonesia itu," ujar Bui.
"Sebab negara pemuda itu sudah bikin sengsara kita."
Bui berjalan mendekat pada adiknya itu dan langsung mendekap kuat-kuat. Mendapat perlakuan yang demikian Sarah berontak. "Kak ini Sarah adikmu," teriak Sarah. Melihat kekasihnya mendapat perlakukan kasar, Ribo langsung menghampiri Sarah dan berusaha melepaskannya.
Tahu Ribo hendak menyelamatkan Sarah, Bui langsung berteriak, "ini adik saya. Jangan campuri keluarga kami."
"Tangkap pemuda itu," ujar Bui selanjutnya. Tam dan beberapa pemuda itu langsung mengeroyok Ribo. Ribo yang dikeroyok berhasil menepis segala tindakan kekerasan yang hendak dilakukan namun di antara pemuda itu ada yang membawa galah panjang. Saat Ribo menangkis tendangan dari pemuda yang lain, sebuah galang panjang membentur kepalanya dengan keras. "Blaaaakkkkk....." Hantaman itu rupanya membuat dia limbung. Kondisi yang demikian langsung dimanfaatkan oleh pemuda yang lain untuk menendangnya sehingga Ribo terjengkang.
Melihat yang demikian, Sarah histeris dan berteriak-teriak menanggil nama Ribo. Setelah Ribo berhasil diringkus, ia digelandang menuruni sebuah bukit. Sarah juga digelandang oleh kakaknya. Setelah menuruni beberapa tikungan, berhentilah mereka di sebuah bangunan yang sepertinya tak terpakai. Bangunan itu bekas villa. Awalnya villa itu digunakan untuk menginap para wisatawan yang ingin berlama-lama di bukit itu namun dalam perjalanan waktu, villa itu tidak laku sehingga bangunan itu akhirnya mangkrak.
"Kurung dia di sini dan jaga sampai saya kembali," ujar Bui.
Tam dan beberapa pemuda langsung menjebloskan ke dalam sebuah ruang sempit yang tak berjendela itu. Setelah itu dikunci. Melihat sasarannya berhasil diamankan, Bui langsung menggelandang adiknya turun. "Pulang," teriaknya di telinga Sarah.
***
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193