Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

****

Pagi terasa cerah, matahari bersinar dengan sorot yang tajam, beberapa awan putih seperti kapas mengapung di langit Pulau Galang. Angin bertiup semilir membuat dedaunan bergoyang-goyang. Gemericik air yang mengalir di sungai suaranya lembut di dengar. Kicauan burung bersahutan seperti melepas kegembiraan.

Di sebuah pohon besar, yang di bawahnya ada kursi kayu panjang bercat merah, terlihat Dipo berdiri. Sesekali ia mengamati jam yang melingkar di tangan kanannya. Sepertinya ia menunggu seseorang di tempat yang rindang itu. Dipo adalah pemuda Jawa yang diberi tugas untuk mengurus administrasi dan pendataan para pengungsi. Tak heran setiap hari ia berinteraksi dengan para pengungsi untuk mencatat segala hal yang terkait aktivitas para pengungsi.

Hati Dipo gembira saat melihat Tinh berjalan menuju arah tempat yang rindang itu. Dari kejauhan Tinh sudah mengembangkan senyum tanda dirinya juga senang melihat pria lulusan jurusan hubungan internasional di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta itu sudah ada di tempat mereka berjanji untuk bertemu.

"Hai kak," sapa Tinh lebih dulu setelah jaraknya semakin mendekat pada Dipo. Mendapat sapaan hangat itu, Dipo riang. Pagi itu Tinh terlihat sangat cantik, ia menggunakan ao dai berwarna pink. Meski dirinya menjadi manusia perahu namun Tinh masih sempat membawa beberapa pakaian yang dimiliki dari Vietnam Selatan. Rambutnya yang panjang lurus sesekali dihempaskan oleh angin yang bertiup.

Setelah duduk di samping Dipo di kursi panjang bercat merah itu, ia meletakan tas yang dibawanya. Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya yang berwarna merah bata. "Ini kak makanan yang Tinh buat," ujarnya sambil menyodorkan makanan kecil itu kepada Dipo. Makanan itu bentuk dan isinya seperti lumpia.

"Waduh, terima kasih ya," sambut Dipo dengan riang gembira. Lumpia itu langsung disantap.

"Enak sekali."

"Ini yang bikin kamu?"

Dengan tersenyum riang tanda senang dipuji, Tinh langsung menjawab pertanyaan itu. "Iya dong kak."

"Tinh suka memasak kok."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun