Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak seberapa lama, Thu Pham bersama Nguyen Van Manh dan 15 orang warga kamp pengungsian mendatangi tempat itu. Nguyen Van Manh membenarkan firasat Thu Pham bahwa di tempat itu memang ada kejadian yang tak wajar. Untuk itu ia meminta kepada warga yang lain untuk mengepung semak-semak itu. Mereka menyebar ke segala arah. "Tunggu komando saya untuk bergerak.

Nguyen Van Manh mengendapngendap ke semak-semak. Dirinya kaget luar biasa begitu melihat apa yang terjadi. "Tangkap!!," teriaknya. Komando itu langsung direspon oleh yang lain dengan langsung menuju ke tempat di mana pemerkosaan kepada Tinh terjadi. Ketiga laki-laki itu kaget begitu mereka dikepung oleh puluhan warga.

Pakaian yang awut-awut dan dalam keadaan duduk membuat mereka tidak bisa lari. Ketiga orang itu langsung dibekap oleh warga, pukulan, tendangan, dan emosi dihempaskan kepada para tiga laki-laki bejat itu. Mereka mengaduh dan meminta ampun tetapi warga tak peduli.

Thu Pham yang ikut dalam penggrebekkan itu langsung menuju ke semak-semak dan langsung menolong Thinh. "Thinh...," seru Thu Pham. Terlihat Tinh lemah, pandangannya kosong, dan pakaiannya acak-acakan. Ia dibantu oleh Nguyen Van Manh segera membopong tubuh gadis itu.

Ketiga laki-laki itu diikat dengan tambang kasar dan digelandang menuju ke tanah lapang. Sepanjang perjalanan pukulan dan tendangan warga mendarat di tubuh mereka. Rintihan minta maaf dan mengadu sakit, tetap tidak didengar oleh warga.

Sesampai di tanah lapang, mereka diikat di tiang kayu. "Bakar mereka..." teriak salah seorang warga. Teriakan itu rupanya diikuti oleh yang lain, "bakar, bakar, bakar." Rupanya warga serius untuk menghanguskan tubuh ketiga laki-laki itu. Satu jurigen besin sudah disiramkan kepada mereka namun ketika korek hendak dinyalakan, tiba-tiba terdengar suara teriakan, "polisi datang, polisi datang, polisi datang." Teriakan itu rupanya mengurungkan niat seseorang yang telah menyalakan korek api untuk melemparkan api berwarna merah bata kebiruan-biruan itu ke tubuh yang dipancang di tiang.

"Tolong semua menahan diri, jangan main hakim sendiri," ujar salah seorang komandan polisi lewat toa, pengeras suara, yang dibawa.

"Bila anda main hakim sendiri, anda telah melanggar hukum."

"Masalah ini biar kami proses secara hukum."

"Sebab kasusnya berat maka hukumannya bisa berat bahkan sampai hukuman mati."

Entah karena janji polisi akan mengusut ketiga pemerkosa itu dengan hukuman berat atau karena mereka harus patuh pada hukum negara lain, warga mematuhi apa yang diinginkan polisi, yakni tidak main hakim sendiri. Ketiga laki-laki itu selanjutnya diserahkan kepada pihak yang berwajib.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun