Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Di antara rerimbunan semak yang dahan dan rantingnya lebat, seseorang tengah merunduk dan meringkuk, nafasnya berpacu, dan keringat dingin mengalir di tubuhnya. Ia membisu dan menjaga seluruh badannya agar tidak bergerak. Ia sadar dirinya tengah dikepung oleh warga. Tak jauh darinya beberapa orang tengah menebas-nebas belukar untuk mencari dirinya. Pada dirinya pada saat itu adalah mencari akal agar bagaimana bisa lolos dari kepungan dan lari keluar kamp pengungsian.

            Dirinya dicari warga sebab mencuri uang dan barang berharga di sebuah barak paling ujung. Tindakan itu dilakukan karena ia butuh uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Jatah makan dan minum yang diberikan, sepertinya tidak mencukupi. Masa depan yang tidak menentu membuat dirinya melakukan tindakan seperti itu.

            Pikirannya langsung melayang di saat kecil, ia bersama dengan dua anak yang lain di sebuah dusun di Vietnam Selatan, suka pergi ke pasar. Di tengah keramaian pasar, mereka membuntuti ibu-ibu yang hendak belanja. Di saat ibu-ibu itu lengah membawa dompetnya, ia dengan tangan yang lihai dan kerja sama dengan anak yang lain mengutilnya. Kejadian itu berulang kali ia lakukan dan uang yang didapat dari mengutil itu digunakan untuk jajan.

            Di suatu hari, di pasar itu, ia bersama dua temannya terlihat membuntuti seorang ibu yang hendak belanja. Ibu itu sepertinya membawa uang yang banyak sebab ia menuju ke pasar di bagian penjualan daging sapi. Membeli daging sapi di dusun itu tak semua orang bisa melakukan setiap hari karena daging sapi termasuk barang yang mahal. Saat ibu itu menghampiri salah satu pedagang daging sapi, tiga anak kecil itu pura-pura melihat-lihat keramaian tempat itu. Mereka melingkari ibu. Di saat ibu itu menawar harga daging sapi perkilonya, tiba-tiba sebuah tangan menjulur ke dalam tas yang dibawa perempuan bertubuh tambun itu.

Sial rupanya, ibu itu sadar dan secara reflek melihat anak kecil yang berada di sampingnya tengah merogoh tasnya. "Copet.... copet....!," teriakan itu serta merta membuat orang yang ada di tempat itu terperanjat dan berlarian menuju arah teriakan itu. Ketahuan mencopet, ketiga anak itu langsung lari namun karena pasar itu sedang ramai maka lari mereka terhambat dan dengan mudah mereka ditangkap. Ketiga anak itu digelandang ke kantor pos keamanan pasar.

"Siapa namamu?!" bentak petugas keamanan pasar.

"Saya Long," ujarnya dan dua anak yang lain menyebutkan namanya pula.

"Kamu goblok, kecil-kecil sudah mencuri," petugas keamanan pasar itu menginterogasi ketiga anak itu.

"Berapa kali kamu mencuri!?"

Ketiga anak itu membisu dan menundukkan kepala, tak mau menjawab.

"Berapa kali!?" petugas keamanan pasar itu kembali bertanya dan membentak sambil melayangkan tangannya ke kepala pada anak-anak itu, "plak... plak... plak..." Tindakan fisik itu membuat mereka kesakitan bahkan ada yang menangis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun