Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nah sambil menunggu visamu, kita jalan-jalan saja."

"Aku antar kamu ke tempat yang belum pernah kamu kunjungi."     

"Kita melihat Sungai Saigon."

Trauma yang menimpa Ribo rupanya masih membekas hingga detik itu sehingga dirinya masih saja terlihat linglung. Saat Sarah menawari hal yang demikian, hambar dan dingin terlihat pada muka Ribo. Biasanya ia kalau ditawari jalan pasti segera menyahut dan mengiyakan.

Sarah menarik tangan Ribo dan mereka meluncur ke Sungai Saigon. Letak sungai itu tidak jauh karena memang berada di Kota Ho Chi Minh. Bagi rakyat Vietnam, sungai yang lebarnya lebih dari 100 meter dan panjangnya ratusan kilometer itu sepertinya menjadi nafas kehidupan, dari sungai itulah sungai banyak memberi kehidupan. Sungai yang airnya tak pernah kering dan sepertinya selalu meluap. Pada siang hari, sungai di gunakan sebagai sarana transportasi dan angkutan wisata, bila malam tiba suasana wisata lebih menarik sebab kerlap-kerlip lampu yang ada pada perahu menambah meriahnya malam.

Di tepi Sungai Saigon terlihat Sarah begitu ceria. Ia mengumbar senyum yang ramah. "Indah bukan Sungai Saigon" ujarnya.

"Sejak dahulu sungai ini menjadi arti penting bagi rakyat Vietnam."

Sarah menjelaskan banyak hal mengenai sungai itu, Ribo tertarik dengan apa yang disampaikan. Suatu saat Ribo melihat Sarah begitu cantiknya saat ia memandang sebuah kapal yang melintas. Rambutnya yang terurai panjang, kulitnya yang kuning, wajahnya oriental, dan tinggi semampai. "Bidadari Kuning di tepi Sungai Saigon," gumam Ribo.

Angin yang bertiup kencang mengurai dan melambailambaikan rambutnya yang hitam dan panjang, sinar matahari yang menimpanya sepertinya menambah kuning kulitnya, percikan gelombang sungai akibat hentakan kapal membasahi wajahnya sehingga menjadi lebih sempurna.

Ribo terpesona melihat Sarah sehingga dirinya bengong. Saat Sarah diperhatikan, ia memandang wajah Ribo dan selanjutnya tertawa. "Sudah lupa ya sama traumanya," Sarah meledek. Ketahuan dari tadi memperhatikan Sarah, Ribo jadi malu dan ia tersenyum. Dalam hatinya sudah timbul ketertarikan pada Sarah gadis Vietnam yang cantik seperti bidadari.

"Sekarang saya jadi ingat sama kamu," Ribo mulai mengungkapkan perasaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun