Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Papa menjawab nanti kalau Tinh sudah bahagia."

Mendengar cerita papanya yang mimpi bertemu dengan mamanya membuat tangis Tinh menjadi-jadi. Mamanya telah lama tiada. Ia meninggal saat berada di perahu kayu yang mengombangambingkan dirinya di laut lepas.

"Papa... jangan pergi," suara Tinh bercampur dengan suara tangis. Dipo terpaku dan terharu melihat apa yang di depan matanya.

"Papa... papa.... papa...," Tinh terlihat gugup saat melihat wajah orangtuanya itu memandang ke atas dengan tenang dan tak berkedip. Diguncang-guncang tubuhnya, "papa... papa...  papa....." Karena tidak memberi respon, Tinh langsung histeris dalam tangis sambil mendekap tubuh yang sudah renta. Tinh sepertinya merasa orangtuanya telah pergi menyusul mamanya ke alam sana.

Dipo kalut dan bingung apa yang hendak dilakukan. Ia segera keluar dan menuju ke barak Nguyen Van Manh. Kebetulan Nguyen Van Manh belum beranjak dari baraknya. Ia biasanya menghabiskan waktu berkebun di ladang yang tak jauh darinya. Dipo segera membisikkan sesuatu kepada Nguyen Van Manh. Mendengar apa yang dibisikkan itu, ia terperanjat dan langsung masuk ke dalam. Tak lama kemudian, Nguyen Van Manh keluar bersama dengan istrinya.

Mereka bertiga bergegas ke barak Tinh. Dalam perjalanan menuju ke tempat Tinh ia membisikkan sesuatu kepada orang yang dijumpai. Setiap orang yang dibisiki, wajahnya menjadi kaku. Hingga semuanya berbondang-bondong menuju barak yang jaraknya 100 meter dari mereka.

***

            Nguyen Van Manh terharu melihat Tinh mendekap tubuh orangtuanya sambil menangis. "Tinh..." sapa Nguyen Van Manh dengan pelan. Tinh mendengar suara itu namun dirinya tetap mendekap tubuh yang telah membujur kaku itu.

            "Tinh..." Nguyen Van Manh mengulangi lagi sapaan.

            "Ikhlaslah apa yang telah menimpa papamu."

            "Ini semua sudah menjadi jalan papamu."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun