Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kalian sudah tak bisa lari."

"Sebaiknya menyerah saja," ujar pemuda yang lain.

"Kami tidak akan menyerah pada kalian," ujar Bui.

"Ribo dan Sarah cepat tinggalkan tempat ini, biar mereka saya hadapi," kata Bui sambil menghadang para pemuda itu.

"Kak..." ucap Sarah dengan suara parau meihat kakaknya yang siap membela dirinya.

"Sarah cepat tinggalkan tempat ini," Bui mengulangi lagi. Ribo dan Sarah mengiyakan apa yang dikatakan itu, berdua langsung meninggalkan tempat itu. Begitu Sarah dan Ribo menghilang, serta merta beberapa pemuda itu mengeroyok Bui. Perkelahian terjadi. Tendangan dari para pemuda itu datang bergelombang, sesekali tendangan itu menghantam tubuhnya. Balasan yang dilakukan Bui juga sesekali mengena pada mereka.

Perkelahian yang tak seimbang itu makin seru meski Bui terpojok namun dirinya terus melawan. Akibatnya ketika dirinya terjatuh, puluhan tendangan dihujamkan kepada tubuh dan kepalanya. Hal demikian membuat dirinya terkapar dan tak bisa melawan. Mereka segera meringkus dan mengikat kuat pada pohon yang berdiri tegak yang tak jauh dari mereka.

"Satu sudah kena. Dua lagi harus kita kejar," ujar pemuda bertubuh tambun itu.

"Ayo kita kejar mereka," serunya. Mendapat perintah itu, mereka langsung bergegas meninggalkan tempat itu. Bui yang terikat dalam sebuah pohon dengan luka parah di sekujur tubuh karena tendangan dan pukulan, dibiarkan begitu saja. Darah segar membasahi mukanya.

***

Sarah dan Ribo terus berlari menyusuri jalan yang menurun. Terlihat Sarah sudah terlihat kehabisan tenaga. "Kak...." ujar Sarah. Ribo melihat Sarah, terlihat muka Sarah pucat, nafasnya tersenggal-senggal, dan tubuhnya lunglai. "Kak saya sudah tak kuat..." ratap Sarah. Ribo yang tahu kondisi Sarah seperti itu merasa kasihan. Ia juga pernah merasakan bagaimana beratnya ketika tenaga sudah habis namun dituntut untuk terus berlari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun