Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Wajah Sarah menjadi kaku setelah Tam tidak secara langsung mengaku dirinya telah menyekap Bui.

"Kalau tidak mau membebaskan Kak Bui dan Kak Ribo, saya akan membuat perhitungan pada kalian," ujar Sarah.

Mendengar apa yang dikatakan itu, Tam dan pemuda yang lainnya tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba kepalan tangan Sarah mendarat di muka Tam, "plakkk..." Tam kaget mendapat pukulan itu, diraba wajahnya namun setelah itu ia tertawa terbahak-bahak, "pukulan manis," ujarnya dengan tersenyum. Sarah hendak memukulnya kembali namun kepalan tangan itu ditahan Tam, dipegangnya dan selanjutnya diplintir. Selanjutnya Sarah dibekap dari belakang.

"Apa maumu?" ujar Tam dengan nada geram.

Sarah berontak. Sayangnya usaha itu sepertinya sia-sia. Tubuh Sarah didorong menuju ke villa mangkrak itu. Begitu sampai di tempat itu, Tam membisikkan sesuatu padanya, "Di sini tak ada yang mau menolongmu."

"Aku bisa berbuat jahat padamu bila kau tak mau menuruti kemauanku."

"Aku mau, kamu menjadi istriku."

Mendengar keinginannya agar Sarah mau menjadi istri Tam. Ia langsung merespon, "tidak mau menjadi istri berandal seperti kamu."

"Lebih baik mati daripada bersama kamu."

Mendengar apa yang dikatakan itu, muka Tam langsung menjadi bengis. Dicekik mulut Sarah dengan tangannya kuat-kuat. "Aku kasih waktu kamu lima menit untuk memikirkan tawaranku. Bila tetap menolak aku akan memperkosamu," kata Tam dengan nada bengis.

"Jangankan lima menit, sekarang pun saya mengatakan tidak akan mau menjadi istrimu," teriak Sarah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun