Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Apa kak?" pertanyaan Tinh memecah kebisuan perbincangan kedua orang itu.

"Maukah kamu pergi ke Jawa?" Dipo mulai berani mengungkapkan perasaannya yang paling dalam. Mendapat pertanyaan itu, Tinh langsung terperanjat. Angan-angannya melayang ke Pulau Jawa, sebuah pulau yang dari tempat tinggalnya sekarang, di barak, sama jauhnya dengan perjalanan ke Vietnam Selatan. Dirinya tahu pria yang berada di sampingnya itu berasal dari pulau yang disebutnya tadi.

"Ke Jawa?" Tinh balik bertanya.

"Iya, ke Jawa," jawab Dipo dengan singkat.

"Jawa sebuah pulau yang subur, banyak sawah seperti di Vietnam, penduduknya banyak dan perempuannya cantik-cantik kayak kamu."

"Ke sana akan kuperkenalkan kepada orangtuaku dan bila mau kamu bisa tinggal di sana." 

Mendengar kata bisa tinggal di Jawa, Tinh tak hanya terperanjat namun kaget. Ia juga mengerti Jawa adalah sebuah daerah yang subur, banyak sawah, ladang, kebun, hutan, flora, fauna, dan sungai yang panjang dan penuh dengan air. Kesuburan dan keindahan Jawa itulah yang membuat banyak bangsa datang ke sana.

Tiba-tiba air matanya mengalir. Tinh ingat negerinya sedang kacau balau. Di antara mereka saling bunuh. Akibat yang demikian ia dan ribuan orang lainnya harus melarikan diri dari negaranya. Pelarian yang mengerikan itu membuat ibunya dan ratusan orang lainnya meninggal, entah karena ditelan ganasnya lautan atau karena kelaparan, kehausan, dan sakit.

Air matanya bertambah deras saat dirinya di pengungsian tidak jelas nasibnya. Entah kapan diri dan yang lainnya mendapat jatah makan dan minum dari pemerintah Indonesia dan UNHCR.

Di tengah derasnya air mata yang mengalir, Tinh mengangguk tanda dirinya mau diajak ke Jawa. Dirinya mau diajak ke Jawa oleh Dipo bukan karena dirinya mau menghindari masalah yang mendera orang-orang Vietnam Selatan yang statusnya tidak jelas namun ia melihat Dipo adalah orang yang baik, sabar, dan berpendidikan. Ia membandingkan dengan beberapa pemuda pengungsi yang berperilaku liar, berandal, pemabuk, dan penjudi.

Melihat Tinh mau diajak ke Jawa, Dipo merasa senang. Dipegang tangan Tinh dan dibelai rambutnya yang lurus. Mendapat belaian sayang, kepala Tinh disandarkan di bahu Dipo. Dua orang yang sedang mengikat janji itu tak sadar kalau beberapa orang mengintipnya dari balik-balik semak. Melihat dua orang yang berlainan jenis itu sepertinya saling mencintai, salah seorang di antaranya merasa cemburu dan hatinya terbakar.  Ia merangkak seolah-olah mencari sesuatu. Dilihat kanan dan kirinya ada sesuatu yang bisa digunakan untuk melempar. Ditemukan sebuah mangga setengah busuk yang jatuh dari pohon. Dipeganglah buah mangga itu, ia ancang-ancang untuk melempar namun agar tidak tahu gerakkanya diketahui maka ia melempar begitu saja yang penting menuju ke arah Dipo dan Tinh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun