Ribo memberanikan diri menyerahkan surat dokumen ke sebuah loket dari beberapa loket yang ada. Dilihatnya dokumen itu, perbincangan bahasa inggris antara Ribo dan petugas tidak nyambung. Ribo menyerahkan nomer telepon petugas kedutaan dengan harapan ia menghubungi dan dari situlah pihak kedutaan bisa menjelaskan apa maunaya.
Jam menunjukkan pukul 11.00 siang. Pukul 11.00-12.00 adalah jam istirahatdi kantor imigrasi dan pelayanan dihentikan. Petugas menyarankan Ribo kembali esok hari. Mendapat saran demikian, Ribo stress, kalau seperti ini kapan urusannya selesai apalagi trauma yang menimpa dirinya belum hilang.
"Please help me," ujar Ribo.
"Saya ingin pulang ke Indonesia."
Mendapat ungkapan yang demikian sepertinya petugas imigrasi merasa tersentuh dan ia menerima dokumen itu. Bisa jadi sebenarnya ia tahu maksud Ribo mencari visa. Dan ia tahu bahwa passport-nya hilang karena tindak kriminal namun mengapa mereka tidak secara cepat menanggapi dan merespon. "Entahlah," gumamnya.
Petugas imigrasi itu akhirnya menerima dokumen itu dan mengatakan besok atau lusa permohonan visa akan kelar. Ribo tidak gembira dengan pernyataan tersebut sebab semuanya belum jelas apalagi dirinya sudah memesan tiket pesawat tujuan Jakarta. Jangan-jangan tiket sudah dibeli namun visa belum keluar.
Ribo keluar dari kantor itu dengan jalan gontai. Ia tidak tahu di mana Sarah menunggu. Ia melihat Sarah berada di bawah pohon di sebelah jalan. Ia melambaikan tangan ketika melihat dirinya berdiri di depan kantor imigrasi. Ribo pun menghampiri. Jalan Ho Chi Minh yang tidak lebar dan selalu padat menghalangi gerakannya. Ia mau menyeberang namun selalu ada sepeda motor dan mobil yang melintas.
Di saat jalan di rasa sepi ia melangkah namun tiba-tiba saat di tengah di jalan, banyak orang berteriak, "woooiiii." Ribo sadar rupanya di sampingnya sudah ada sebuah truck besar. Truck itu rupanya bisa mengendalikan remnya sehingga tidak menghantam tubuhnya. Kalau tidak, bisa jadi dirinya sudah terpental jauh karena ditabrak. Dirinya heran tadi sepertinya jalan sudah sepi namun kok dirinya bisa mengalami hampir terkena musibah.
Sopir truck itu keluar kemudi dan menghampiri Ribo dengan mengucapkan kata-kata yang dirinya tidak tahu apa maksudnya namun Ribo paham sopir itu marah sebab nadanya tinggi. Sarah bergegas mendekati Ribo dan mengatakan sesuatu kepada sopir truck. Setelah mendapat penjelasan dari Sarah, sopir itu paham dan kembali ke kemudi.
Sarah menuntun Ribo ke pinggir jalan. Orang-orang yang berkerumun melihat peristiwa itu pun bubar. "Kamu ada apa sih kok menyeberang di saat ada truck melintas," Sarah menjelaskan.
"Ada truck melintas?" pikiran Ribo menerawang.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193