Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

****

Bus yang membawa Ribo dari Terminal Cu Chi telah masuk ke Kota Ho Chi Minh. Bus itu yang telah membawa kembali ke Ho Chi Minh setelah ia mengunjungi Terowongan Cu Chi.

Ia turun di sebuah pertigaan, di mana di tempat itu, seperti di tempat yang lain, terlihat ramai, berbagai kendaraan terutama sepeda motor lalu lalang. Untuk bisa menyeberang, perlu kewaspadaan yang tinggi sebab terkadang pengendara kendaraan terkesan mengemudikan dengan kecepatan tinggi.

Jalan-jalan di Ho Chi Minh diselusuri, terlihat di kanan kiri kalau tidak hotel, ya tempat usaha. Selepas dari terowongan, Ribo belum makan. Ia mencari restoran yang dirasa cocok bagi seleranya. Setelah jalan tak tentu arah, akhirnya ia menemukan sebuah makanan cepat saji, fried chicken, ayam goreng, namun restoran itu sepertinya bukan restoran global, meski demikian restoran itu menggunakan standar-standar internasional sehingga tak beda dengan McDonald, KFC, CFC maupun Texas Friedchicken.

Ribo memesan makanan dengan paket satu nasi, satu ayam, dan segelas soft drink. Setelah makanan itu tersaji di depan dirinya, ia membayar sesuai tarif. Makanan itu dibawa ke meja makan dan selanjutnya disantap. Perjalanan yang melelahkan dari terowongan rupanya membuat rasa hausnya demikian tinggi sehingga ia menambah satu gelas soft drink lagi. Gelas kedua yang diteguk itu membuat dirinya puas dan kenyang.

Biasanya di tempat seperti itu ada wifi, Ribo mencoba menanya apakah fasilitas seperti itu ada di sini. "Maaf, tidak ada," ujar salah satu pengelola restoran itu. Mendengar yang demikian, Ribo cemberut. Ia pun meninggalkan restoran itu sebab acara makan sudah selesai.

Jam menunjukkan waktu belum terlalu sore, dirinya berpikir kalau kembali ke hotel sayang sebab masih banyak waktu yang bisa digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Ho Chi Minh. Ribo bersyukur sebab dirinya memegang peta sehingga bisa melihat tempat mana yang paling dekat dengan dirinya saat berdiri di tempat itu. Rupanya tempat itu adalah Independence Palace atau Reunification Palace.

Dengan sedikit bertanya kepada orang yang duduk di pinggir jalan, Ribo menyusuri jalan menuju ke Reunification Palace. Tanda-tanda bangunan itu terlihat ketika ada sebuah pagar tinggi dan di dalam pagar terlihat tempat yang rindang. Ia segera mempercepat langkah ketika mengetahui tempat itu benar-benar tempat yang dituju.

Tepat di depan bangunan yang monumental itu, dirinya mencari tempat masuk. Rupanya jalan untuk tak jauh darinya. Di tempat itulah loket masuk Reunification Palace dijual. Ribo bersama puluhan calon pengunjung lain antri membeli tanda masuk hingga tanda masuk diperoleh setelah dirinya membayar sesuai tarif.

Ribo merasa takjub dengan bangunan yang megah itu. Bangunan itu merupakan istana, kediaman, dan kantor Presiden Vietnam Selatan ketika terjadi Perang Vietnam tahun 1973. Setelah Vietnam bersatu, bangunan itu sepertinya dijadikan semacam museum sejarah atau sebuah tempat yang terkadang digunakan untuk acara-acara seremonial kenegaraan, seperti Istana Bogor, Istana Cipanas, atau Istana Tampak Siring yang semuanya itu istana kepresidenan Indonesia.

Reunification Palace berada di area seluas 12 hektar. Di gedung yang terdiri beberapa lantai itu terdapat beberapa ruang pertemuan baik ukuran besar atau ukuran kecil, ruang peta, perpustakaan, mini teater, dan masih banyak lagi. Di gedung itu banyak gambar atau patung bapak bangsa Vietnam, Ho Chi Minh. Di depan gedung teronggok sebuah tank sebagai sebuah saksi dari terjadinya Perang Vietnam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun