Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Siapa yang melakukan?!!!" teriak Dipo histeris. Dipandangi wajah Nguyen Van Manh dan Thu Pham serta warga lain yang mengelilingi tubuh yang membujur. Tak mendapat jawaban, Dipo mengulangi apa yang diteriakkan itu.

Nguyen Van Manh memandang Dipo dan selanjutnya memandang ke langit-langit. Merasa ditunjukkan sesuatu tanda, Dipo pun melihat apa yang dilihat Nguyen Van Manh. Dipo kaget ketiga kalinya begitu melihat ada sebuah bekas potongan tambang. Bekas potongan tambang yang masih panjang itu sebagaian masih mengikat di balok melintang di atasnya.

"Oh.... Tinh...," Dipo langsung histeris tahu kalau kekasihnya itu bunuh diri dengan cara menggantung.

"Mengapa kamu tega meninggalkan aku..."

"Bukankah aku akan meminangmu...."

Tanggis Dipo yang memecah keheningan itu menambah suasana menjadi bertambah sedih. Sepertinya semuanya kehilangan Tinh sehingga wajah-wajah yang berada di tempat itu dibasahi oleh air mata.

Dokter yang dipanggil tadi pun tiba dan langsung menuju ke tubuh yang membujur itu. Stetoskop yang menyangkut di badannya langsung diletakkan di dada tubuh Tinh. Dicek denyut jantungnya. Tak puas menggunakan stetoskop, dokter itu memegang tangan Tinh, diraba nadinya apakah ada denyutan. Setelah detak jantung dan denyut nadi diperiksa, dokter itu membisu. Agar suasana tetap tenang, ia mengajak Nguyen Van Manh keluar ruangan.

Nguyen Van Manh keluar bersama dokter. Di depan barak, dokter itu mengatakan sesuatu kepadanya. "Jadi Tinh sudah meninggal dunia?" Nguyen Van Manh menegaskan apa yang dikatakan dokter tadi. Dokter itu mengangguk. Mendengar yang demikian, mata Nguyen Van Manh memerah, sebagai dirinya ingin menangis.

Tanpa permisi, ia bergegas ke ruang tengah barak. Dihadapan para warga, Nguyen Van Manh mengucapkan sesuatu. Setelah mendengar apa yang dikatakan itu, sebagaian warga beranjak dan yang lain terutama yang wanita tetap berada di tempat itu. Sepertinya mereka hendak mengurus pemakaman Tinh.

***

Iring-iringan jenazah yang mengantar Tinh begitu panjang. Diraut muka para pelayat terlihat rasa kehilangan. Mereka sedih tak hanya karena sesama orang Vietnam namun juga merasa Tinh adalah sosok yang baik dan ramah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun