Tak lama kemudian, Ribo dengan pemandu mulai menyusuri sebuah jalan setapak di mana kanan-kirinya banyak pepohonan sehingga menciptakan suasana di tengah hutan. Hingga akhirnya Ribo menemukan sebuah patung plastik yang terdiri dari tiga buah, satu menggambarkan tentara wanita dan dua lainnya tentara pria. Mereka berdiri tegak dengan membawa senjata lengkap pertempuran. Mereka menggambarkan pasukan khusus dari Gerilyawan Komunis atau Viet Cong.
Setelah melintasi tempat itu, Ribo menemukan sebuah bangunan yang mirip gubuk namun masih berdiri tegak. Bertiang kayu dan beratap rumbai. Di tempat itu ada beberapa kursi dan ada sebuah layar televisi berukuran besar. Di bawahnya seperangkat alat elektronik yang biasa digunakan untuk memutar cd atau media rekam lainnya.
Pemandu menjelaskan bahwa di tempat itu akan diputar sejarah perjuangan bangsa Vietnam, Gerilyawan Viet Cong, ketika bertempur dengan Tentara Amerika Serikat dan Australia. Film yang diputar itu sama seperti film-film perjuangan bangsa Indonesia yang biasa diputar di TVRI pada masa-masa Orde Baru seperti Serangan Fajar atau film-film dokumentasi lainnya. Terlihat dalam film itu, bagaimana Tentara Viet Cong bertahan dari serangan tentara asing, bagaimana mereka menggali terowongan. Kemudian bagaimana mereka membuat jebakan. Terbukti perang gerilya yang mereka lakukan sukses, di mana banyak tank musuh yang terkena ranjau hingga akhirnya rusak parah dan tak berfungsi.
Selepas pemutaran film, pemandu menjelaskan gambar atau denah terowongan yang ada. Terlihat Terowongan itu menghubungkan satu tempat ke tempat yang lain. Terowongan itu dibuat tidak hanya untuk mereka 'menghilang' dari kejaran tentara musuh dengan cara masuk ke tanah dan keluar di tempat yang lain namun juga menggunakan terowongan untuk rumah, rapat, sarana transportasi, tempat menyimpan amunisi dan logistik, serta tempat operasi bila terkena peluru atau senjata musuh.
Menarik dari terowongan itu adalah adanya jebakan yang mematikan. Ini dibuat bila sewaktu-waktu musuh mengetahui letak persembunyian dan mengejarnya maka jebakan mematikan itu akan melumatnya. Menarik lainnya adalah terowongan itu tembus ke sebuah sungai, jadi para Gerilyawan Viet Cong itu bisa keluar masuk dari sebuah sungai. Seperti dalam film-film Hollywood yang menceritakan tentang film Perang Vietnam meski dalam film itu digambarkan Gerilyawan Viet Cong kalah. Hal demikian merupakan propaganda Amerika Serikat akibat misi yang gagal di Vietnam.
Setelah menjelaskan denah terowongan, pemandu mengajak pengunjung untuk melihat secara langsung tempat itu. Terbukti memang tempat itu bisa mengelabui Tentara Amerika Serikat dan Australia sebab pintu-pintu masuk Terowongan tersamar dengan daun dan ranting yamg terserak. Tempat masuknya pun susah di kenali, hanya Gerilyawan Viet Cong yang tahu, biasanya di dekat pohon.
Untuk menuju ke terowongan bagi orang yang bertubuh tambun atau gendut tidak bisa karena pintu masuknya tak lebar. Lebar dan tinggi Terowongan bisa jadi satu kali satu meter sehingga ketika melintas di dalam terowongan pastinya harus merunduk.
Suasana pengap menaungi suasana sehingga tak semua pengunjung mau dan berani berada di terowongan. Berada di dalam bawah tanah, hawa terasa panas sehingga kita bisa membayangkan bagaimana dulu Gerilyawan Viet Cong bisa bertahan dalam bunker itu. Untuk membuat sirkulasi udara, mereka membuat ventilasi dari bambu. Bambu yang mempunyai panjang sekitar 10 meter itu menghubungkan Terowongan ke permukaan tanah. Dari bambu itulah udara segar masuk dan udara kotor keluar.
Terowongan itu memang efektif dalam Perang Vietnam, dengan tempat persembunyian itu, Gerilyawan Viet Cong bisa 'menghilang' ketika dikejar musuh dan melakukan jebakan mematikan dengan serangan pendadakan saat musuh lengah dan tak sadar memasuki wilayah lawan. Saking asyiknya menikmati wisata perang itu, tak sadar kalau kunjungan sudah selesai.
Selepas meninjau Terowongan dan berbagai macam jembakan, pengunjung disuguhi beberapa potong ubi kayu yang sudah matang dalam piring dan semangkok kecil berisi garam. "Inilah makanan para gerilyawan ketika berada di dalam Terowongan," ujar pemandu itu. "Silahkan dihabiskan," ujarnya dengan ramah.
Usai sudah, pemandu mengucapkan salam perpisahan dan diberi tahu ke mana arah keluar lokasi wisata. Sebelum pengunjung keluar lokasi wisata, akan menjumpai semacam toko souvenir. Di toko itu dijual berbagai macam benda seni dan kaos khas Vietnam. Menarik dari toko itu dijual selendang kecil berwarna hitam di mana ujung dan pangkalnya berwarna poleng. Selendang itu dulunya sebagai penanda bahwa ia adalah tentara Vietnam Viet Cong.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193