Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Seperti biasanya Ribo ingin mengabadikan di tempat-tempat yang ia kunjungi. Tiba-tiba ada seorang anak muda melintas di depannya. Ia langsung minta tolong pada anak muda itu. Setelah dipotret dengan latar belakang salah satu simbol negara Vietnam, palu-arit, Ribo mengucapkan terima kasih dan anak muda itu segera berlalu.

Ingin mengetahui setiap sudut di bangunan itu, Ribo terus menyelusuri, rupanya ia masih bertemu dengan anak muda itu. Dari situlah akhirnya mereka berkenalan, anak muda dari Vietnam itu bernama Tuan Anh Ars. Entah kenapa tiba-tiba Tuan ingin mengajak Ribo jalan-jalan dengan sepeda motor keliling Ho Chi Minh.

Mendapat tawaran itu tentu Ribo senang sebab dirinya tak mengeluarkan biaya untuk keliling kota. Meski demikian ada perasaan cemas pada diri Ribo sebab dia belum tahu siapa Tuan. Meski tahu Tuan sepertinya baik namun dirinya tetap waspada. Ia berpikiran bila Tuan berbuat jahat ia akan melawan.

Ribo mengiyakan ketika Tuan mengajak dirinya bermain futsal dengan teman-temannya lain namun ia meminta kepada Tuan agar mengantar ke Katedral Notre Dame. Disebut Notre Dame sebab miripan dengan katedral Si Bungkok di Paris, Perancis. Gereja ini dibangun pada masa kolonial Perancis tahun 1860-an. Gereja ini memiliki dua buah menara lonceng setinggi hampir 60 meter.

Di dekat katedral itu juga terdapat bangunan monumental dan juga merupakan jujugan bagi wisatawan ketika berada di Ho Chi Minh. Bangunan itu adalah Pusat Kantor Pos Saigon. Kantor pos itu dibangun ketika Vietnam masih berada di bawah kolonialisme Perancis, 1886 -- 1891. Bangunan itu berarsitektur gothik. Bangunan ini mempunyai langit-langit dengan bentuk melengkung.

Puas menikmati tempat itu, Tuan mengajak Ribo ke tempat kosnya. Ternyata Tuan adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Ho Chi Minh. Ia sendiri bukan orang Ho Chi Minh. Ia berasal dari sebuah daerah yang jaraknya dari Ho Chi Minh disebutnya jauh.

Dengan dibonceng sepeda motor, Ribo menyelusuri jalan-jalan di kota itu. Padatnya jalan sama seperti di kota-kota besar di Indonesia. Di setiap perempatan, Tuan selalu memperlambat sepeda motornya dengan tujuan untuk memwaspadai kalau ada polisi sebab Ribo tak menggunakan helm. Setiap bertemu dengan polisi Vietnam yang berseragam kuning, Tuan selalu mengatakan, "yellow dog." Ia mungkin benci kepada polisi sebab seperti polisi di daerah negara berkembang juga seperti di Indonesia suka memungut uang.

   Pada sebuah tikungan yang ramai, tiba-tiba ia menghentikan sepeda motor. Ia melihat polisi menghadang di depan. Sebab Ribo tak memakai helm maka ia disuruh turun dan Tuan berjalan dahulu menunggu di tempat yang tak jauh dari polisi itu. Ribo yang di Jakarta sudah biasa kucing-kucingan dengan polisi maka hal yang demikian sudah biasa dialami sehingga ia tahu maksud Tuan. Ia berjalan dahulu melewati polisi yang menghadang dan naik boncengan lagi setelah dirasa aman.

Siasat yang demikian berhasil. Mereka lolos dari hadangan polisi sehingga sampai tiba di kos Tuan. Di kos itu rupanya sudah ada beberapa teman lainnya. Seperti di kos laki-laki di manapun tempatnya, di dinding pasti ada poster, entah itu gambar bintang film, musisi, atau pemain bola. Di kos Tuan, poster yang terlihat adalah gambar pemain sepakbola dunia dan jadwal Piala Dunia Tahun 2014.

Tuan berbincang-bincang dengan teman-temannya itu dengan menggunakan bahasa Vietnam. Ia mengajak temannya itu untuk bermain futsal. Sore itu adalah jadwal mereka bermain futsal. Teman-temannya itu rupanya sudah siap sehingga tak lama kemudian, semuanya berangkat.

Dalam perjalanan menuju lapangan futsal, Tuan masih menghampiri temannya sehingga banyak yang akan ikut bermain. Saat menuju ke tempat acara, Ribo melintasi sebuah jembatan yang besar, mirip Jembatan Pasupati di Bandung, di bawah jembatan itu terlihat sungai yang luas, panjang, dan dalam. Sungai itu adalah Sungai Saigon.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun