Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kuda," Dinh kembali mengatakan nama binatang yang mempunyai tenaga besar dan kencang larinya itu.

'Buk, buk, buk,' bunyi benturan kepalan tangan Que yang mendarat di muka Dinh. Mendapat perlakukan seperti itu, Dinh tidak terima. Ia membalas atas apa yang dilakukan Que kepadanya. Kedua orang itu akhirnya berkelahi, bergumul, baku pukul dan tendang.

Song dan Hoang yang jiwa dan akalnya tidak waras karena terlalu banyak meneguk beer menjadi tidak peduli. Mata mereka sayu dan pandangannya bengong. Sebab alkohol yang diminumnya terlalu banyak membuat mereka samar-samar dalam melihat apa yang ada di depannya. Sehingga keempat orang itu karena mabuk, jadi asyik dengan diri masing-masing.

Dalam perkelahian itu rupanya Dinh merasa terpojok. Sebab dirinya tak waras, maka ia lari menuju ke barak di mana dirinya tinggal sambil berteriak-teriak, "tolong, tolong, saya mau dibunuh." Sepanjang jalan menuju barak, ia berteriak yang demikian. Que yang juga tak waras pun juga mengejarnya sehingga kedua orang itu berkejaran seperti anak kecil.

Apa yang diteriakkan oleh Dinh itu rupanya menimbulkan kegaduhan sehingga seluruh penghuni barak keluar dan melihat apa yang terjadi di luar. Dilihatnya Dinh dan Que tengah berkejaran. Penghuni barak yang di lantai dua turun dan mencoba mendekati, sementara penghuni di lantai 1 menghampiri berusaha untuk melerai.

Que yang terlihat marah itu berhasil dipegang. Ia meronta, ingin melepaskan diri agar bisa mengejar Dinh. "Sabar, sabar," ujar pria yang memegang tangan Que. "Sabar gimana, aku dibilang kuda sama dia," Que menjelaskan mengapa dirinya mengejar Dinh. Mendengar hal yang demikian semua tertawa. Mereka tahu bahwa dua orang itu tengah mabuk sehingga perilakunya dan omongannya aneh.

Nguyen Van Manh yang dari tadi tahu ada kegaduhan yang dikarenakan minuman keras, ia langsung menggontong ember berisi air. Setelah Que berhasil dipegang, selanjutnya ia mendekati dan menyiramkan air dalam ember itu ke mukanya, "byuurrr." Siraman untuk menyadarkan orang mabuk dengan cara alami itu rupanya manjur. Terlihat Que tiba-tiba membelalakan mata. "Haahh," ujarnya sambil memegang mukanya yang basah oleh air.

Setelah semuanya terkendali, Nguyen Van Manh berhadapan dengan semua penghuni barak. "Kalian itu bagaimana sih, sudah tahu kita di Indonesia mengungsi, masih saja membawa perilaku buruk dari Vietnam."

"Mau ditaruh di mana muka ini di mata PBB dan masyarakat Indonesia kalau kalian berperilaku seperti berandal."

"Marilah menjauhi perbuatan yang mencoreng muka kita."

"Apa yang kalian lakukan akan berpengaruh pada masa depan kita sebagai pengungsi."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun