Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sarah, Gadis Vietnam dari Pulau Galang

5 Mei 2020   10:58 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:53 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dari penggrebekan yang dilakukan, polisi menangkap beberapa orang, dua orang diberitakan melarikan diri sebelum operasi itu dilakukan. Dengan tertangkapnya pelaku pembuat dan pengedar obat-obat terlarang, mereka akan dikenai hukuman berat dari penjara seumur hidup hingga hukuman mati.

Muka Tran datar-datar saja membaca berita itu. Ia mengambil dompet yang tergeletak di sisi kirinya di kursi yang diduduki. Setelah dompet berada di tangan, dibuka. Mukanya cemburut melihat isi dompet yang hanya terdapat beberapa lembar. "Habis," gumamnya.

"Kebanyakan belanja dan makan di mall," Tran mendesis.

Terbiasa hidup enak, Tran tidak ingin dirinya sengsara lagi. Tahu uangnya habis, ia segera menghubungi pria yang selama ini telah memberi pekerjaan dengan upah yang tinggi. Nomer teleponnya pun dikontak. Sekali tak ada respon. Dicobanya lagi, hasilnya sama tak ada jawaban. Nasib yang sama dialami setelah dirinya mencoba untuk kelima kalinya.

"Ke mana si gendut itu," ujarnya dengan kesal.

"Apa dia sudah tidak butuh aku?"

Hari berikutnya, Tran menghubungi kembali nomer itu namun hasilnya tetap seperti hari kemarin. Hari demi hari, si pria itu tak bisa dihubungi hingga satu bulan sudah Tran tidak mendapat order mengirimkan barang. Tran mencoba mencari pekerjaan baru guna menopang hidupnya. Ia menyisir koran yang memberitahukan soal lowongan pekerjaan. Dibolak-balik koran yang ada. Dari sekian lowongan pekerjaan yang ada, sepertinya semua tak ada yang cocok bagi Tran.

Raut wajah Tran terlihat gundah. Tiba-tiba handphone miliknya berdering. Berpikir ada rejeki yang hendak menghampiri, alat komunikasi itu diangkat. "Hallo," sapa Tran.

"Hai Tran, apa kabarmu?" suara pria keluar dari handphone yang dipegang.

Tran sepertinya hafal dengan suara itu. Ya, pria itu adalah yang memberi pekerjaan pada dirinya selama ini. Tahu pria itu menghubungi kembali, Tran sumringah. Ia girang, dengan dihubungi kembali berarti ada pekerjaan lagi yang akan diterima.

"Ke mana saja bapak sebulan ini?" Tran bertanya pada pria itu kalau sebulan ini dirinya menghubungi terus namun tak tersambung. Terdengar pria itu tertawa. "Aku ada urusan yang lain,"  jawabnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun