" Astaga kasian dia. Nanti aku akan jenguk dia ke rumah sakit." Ucap si boy
Sambil bicara mata si Boy tertuju pada sosok wanita cantik yang berada di depan Iren. Tatapan matanya memberi sinyal bahwa dia terpesona melihat Nadin. Hanya terdiam tidak berkedip. Sambil Boy melempar Sebuah senyuman manis padanya. Iren merasa ada hal aneh pada si Boy.
" Hallo mas. Ada apa ? " sambil melambaikan tangannya di depan wajahnya
" Tidak apa-apa." Saut Boy
Melihat tingkah aneh si Boy Iren hanya tersenyum ringan dan Nadin tersipu malu. Kembali di hari itu tiba-tiba ponsel Iren berdeiring menadakan ada suara panggilan untuknya.
" Hallo nak Iren."ucap ibu Rima
" Ya bu ada apa ?" balas Iren
" Nak ada kabar baik. Manu sudah sadarkan diri dan dia nanyain kamu.'ucap Rima dengan perasaan senang dan penuh senyum."
" Suyukurlah. Saya kesana sekarang buk." Saut Iren dengan penuh senyum.
Melihat sikap Iren yang berubah drastis menjadi periang dan penuh senyum. Boy dan Nadin menjadi penasaraan dan kedua mata mereka tertuju bersama ke tubuh Iren sambil tersenyum tipis. Dengan sepontan Boy bertanya.
"Ada apa Ren kok girang gitu ? " tanya Boy
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159