" ya udah sini buruan naik kamu yang bawa mobilnya."
" Oke ma.'
Ibu Rima, suami dan juga Nagita bergegas menuju rumah sakit mengendarai mobil. Nagita yang di tujuk orang tuanya untuk mengemudikan mobil. Lalu lintas saat itu terlihat ramai segerombolan kendaraan di jalanan melambat. Situasi itu membuat Rima semakin panik dan gelisah. Di benak pikirannya selalu ada raut wajah putra bungsunya. Itu adalah hal wajar seorang Ibu akan lebih dekat dengan anak bungsunya ketimbang anak-anaknya yang lain.
" Ada apa nak kok laju mobil jadi lambat begini ?" Cetus Rima
" Aduh... macet lagi. " ucap Nagita
" Macet ?" tanya pak Rano. "
" Ya yah, lalulin tasnya lumayan ramai jadi mobil kita sulit bergerak cepat."
" Cepat nak mama sangat hawatir dengan kondisi Manu. " Ujar Rima wajah seketika sedih.
"Iya-iya Nagita tau, tapi saat ini situsi jalannya kurang baik sabar. "
Beberapa menit kemudian mereka bertiga sampai di rumah sakit tenpat Manu di rawat. Terlihat disana Iren di samping pintu kamar pasien. Di terihat murung seorang diri. Rima merasa iba melihat calon menantunya sedih seperti itu.
" Sayang...geming Rima sambil memeluk tubuh Iren yang tidak berdaya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159