" Jadi kamu yang bersihkan kamarku ini  ?" tanya Manu melompat kaget.
" Iya" saut Iren sambil mengangguk
" Terimakasih ya."
Melihat kamarnya sudah bersih dan rapi Manu merasa sangat bahagia. Dirinya merasa sangat bersyukur karena sudah di pertemukan gadis yang rajin seperti Iren. Tidak lupa juga Manu menanyakan kabar keluarga Iren. Terutama kondisi ayahnya.
"Bagaimana kodisi ayahmu apakah dia sudah membaik  ?"tanya Manu.
" Sudah, sekarang dia sudah mulai bisa duduk." Balas Iren.
" Syukurlah, semoga ayahmu cepat sembuh ya."
"Aku sangat berhutang budi sekali kepada seseorang yang menyelamatkan nyawa ayahku. Aku cuman bisa membalasnya dengan doa  semoga dia di berikan umur panjang. " Ujar Iren menyindir Manu.
Mendengar Iren berucap ssperti itu Manu seketika tak mampu berucap apapun. Karena dia merasa orang yang dermawan itu adalah dirinya sendiri. Dia berusaha tetap tegar  menyembunyikan semuanya dari Iren. Sekarang wanita yang di cintainya itu sudah mengetahui semua rahasia besar yang Manu sembunyikan. Manu memegang tangan Iren ada hal penting ingin  ia sampaikan pada Iren mereka duduk bersama di sebuah meja.
" Ayo kita duduk disini." Kata Manu
" Ada apa ini ?"  tanya  Iren
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159