Mohon tunggu...
Putu Adi Putra
Putu Adi Putra Mohon Tunggu... Buruh - Penulis

seorang penulis yang ingin menginpirasi orang banyak.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Perjuangan Cinta

16 Oktober 2024   11:38 Diperbarui: 17 November 2024   12:17 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

' Sebaiknya bapak tunggu di luar. Kami akan menagani pasien". Ucap dokter

" Baik dok". Balas Manu

Pikiran Manu seketika tertuju pada Iren. Dia merasa peristiwa ini sangat berat. Jika Iren mengetahui bahwa ayahnya saat ini sedang mengalami kecelakaan parah. Dia pasti akan mengalami kesedihan yang mendalam. Tetapi Manu merasa harus memberitahukan hal itu bahwa ayahnya  saat ini sedang dalam keadaan tidak baik  Manu memutuskan untuk meberitahukan informasi itu lewat telepon dan menceritakan kejadian yang menimpa pak Lote. Dering telepon Iren mulai mengernyit.

"Hallo." ujar Iren.

" Hollo ren kamu dimana ?" tanya Manu

Manu menceritakan kejadian yang menimpa pak Lote pada Iren.

Iren saat itu sedang mengikuti kuliah di kampus. mendengar kabar dari Manu  bahwa ayahnya saat ini sedang terbaring tidak berdaya di rumah sakit. Iren sangat kaget dan syok. Wajahnya sekitika memerah dan Iren tak kuasa menahan kesedihan hatinya hingga kedua matanya mengeluarkan air mata. Iren bergagas pergi menuju rumah sakit. Meminta ijin pada dosen yang saaat itu sedang melakukan proses belajar mengajar.

" Permisi pak, saya mohon ijin hari ini tidak bisa mengikuti perkulihan sampai selesai karena baru saja saya di telepon. Ayah saya kecelakaan dan sekarang saya mau menengoknya ke rumah sakit". Ucap Iren.

" Baiklah, semoga ayahmu cepat sembuh. " saut dosen.

Kemudian Iren pergi ke rumah sakit saat itu pikirannya tidak tenang dia meghawatirkan kondisi ayahnya. Dia menununggu taksi di trotoar sambil mengayungkan tanganya untuk memberhentikan laju mobil taksi. Setelah beberapa menit menunggu Iren mendapatkan sopir taksi untuk dia tumpangi.

"Pak cepat sedikit ini gawat daruat. "Ucap Iren dengan wajah panik dan tergesa-gesa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun